Mengubah Eceng Gondok Menjadi Sumber Energi
Tanaman eceng gondok / Foto--Pixabay--
Radarlambar.Bacakoran.co - Eceng gondok, tumbuhan air yang sering dianggap sebagai gulma, ternyata menyimpan potensi besar sebagai sumber energi terbarukan. Tumbuhan ini kerap tumbuh subur di perairan yang terkontaminasi limbah pertanian atau industri. Meski dianggap sebagai pengganggu ekosistem dan jarang dimanfaatkan karena tidak bisa dikonsumsi, eceng gondok sebenarnya memiliki manfaat tersembunyi sebagai bahan baku biogas.
Selain membantu mengurangi kadar logam berat seperti Fe, Zn, Cu, dan Hg di perairan, eceng gondok juga mengandung selulosa yang dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif. Melalui proses fermentasi, tumbuhan ini dapat menghasilkan gas metana, komponen utama dalam biogas, yang dapat digunakan sebagai energi ramah lingkungan.
Langkah pertama dalam pembuatannya yakni menyiapkan sekitar 40 kg eceng gondok yang telah dicacah menjadi potongan kecil sepanjang 2–4 cm. Potongan ini kemudian dicampur dengan 120 liter air, atau menggunakan perbandingan 1:3 antara eceng gondok dan air. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam digester hingga penuh, lalu dibiarkan selama 30–45 hari untuk proses fermentasi.
Selama masa fermentasi, penting untuk mengaduk campuran setiap lima hari melalui lubang pemasukan atau pengeluaran pada digester. Setelah proses fermentasi selesai, gas yang dihasilkan dapat diuji dengan menyalakan kompor yang terhubung dengan digester. Jika kompor menyala, berarti biogas siap digunakan.
Untuk memastikan produksi gas berlangsung setiap hari, tambahkan 2 kg eceng gondok dan 6 liter air secara rutin. Jika ingin menghasilkan biogas setara dengan 2 liter minyak tanah per hari, dibutuhkan fermentasi sebanyak 150 kg eceng gondok. Biogas yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan energi selama 4–5 jam setiap hari selama seminggu.
Eceng gondok, yang selama ini dianggap sebagai gulma, ternyata dapat menjadi solusi energi terbarukan yang efisien dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan tumbuhan ini sebagai bahan baku biogas, tidak hanya masalah limbah pertanian dapat teratasi, tetapi juga kebutuhan energi rumah tangga dapat dipenuhi dengan cara yang lebih berkelanjutan. Pemanfaatan ini membuktikan bahwa solusi kreatif dapat ditemukan bahkan dari sumber daya yang tidak terduga.(*)