Trenggiling, Penjaga Ekosistem Hutan yang Terancam Punah

Trenggiling / Foto --- Freepik--
Radarlambar.Bacakoran.co - Trenggiling, salah satu satwa unik yang keberadaannya semakin terancam, memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Pada 2014, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan trenggiling ke dalam daftar merah dengan status critically endangered atau kritis. Sebagai pemakan serangga, trenggiling tidak hanya menjadi predator alami, tetapi juga berkontribusi pada kesuburan tanah dan regenerasi hutan.
Sayangnya, populasi trenggiling terus menurun akibat berbagai faktor, terutama perdagangan ilegal. Mayoritas trenggiling yang diperdagangkan diambil langsung dari alam, karena usaha penangkarannya masih terkendala tingkat keberhasilan yang rendah. Hal ini disebabkan daya adaptasi trenggiling yang lemah serta tingginya risiko penyakit di penangkaran. Kondisi ini membuat trenggiling semakin rentan terhadap ancaman kepunahan.
Sebagai pengendali alami hama, trenggiling memiliki peran signifikan dalam ekosistem hutan. Makanan utama mereka meliputi semut, rayap, dan serangga lain. Dalam sehari, seekor trenggiling dapat mengonsumsi hingga 200.000 ekor semut, membantu mencegah hama yang merusak pohon. Selain itu, aktivitas menggali trenggiling memberikan dampak positif bagi tanah. Lubang-lubang yang mereka buat menciptakan rongga yang meningkatkan kapasitas tanah dalam menyimpan unsur hara dan air, sehingga memperbaiki kesuburan tanah secara alami.
Trenggiling juga membangun sarang unik yang seringkali berbentuk seperti lubang ular atau tikus, dilengkapi akar, semak belukar, dan tanaman berduri. Beberapa di antaranya bahkan menempati bekas sarang hewan lain. Sarang ini tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga membantu mendukung regenerasi ekosistem di sekitarnya.
Selain itu, trenggiling memiliki peran penting dalam regenerasi tumbuhan hutan. Dengan memakan rayap yang sering merusak batang pohon, mereka membantu menjaga kelangsungan hidup ratusan jenis tanaman. Rayap yang merusak kayu mati atau cabang pohon lapuk dapat menyebabkan pohon mudah rapuh. Kehadiran trenggiling membantu mengurangi kerusakan tersebut, sekaligus memastikan hutan tetap subur dan lestari.
Sebagai penjaga ekosistem hutan, keberadaan trenggiling sangatlah vital. Namun, tanpa upaya pelestarian yang serius, satwa ini mungkin hanya tinggal kenangan. Melindungi trenggiling berarti turut menjaga keseimbangan alam dan masa depan hutan.(*)