Kemasan Makanan Tradisional Indonesia, Unik dan Ramah Lingkungan
Besek salah satu kemasan makanan tradisional Indonesia yang masih eksis hingga saat ini-Foto dok kemenparekraf-
4. Daun Talas
Di beberapa daerah di Sumatra, daun talas digunakan sebagai pembungkus makanan karena memiliki tekstur yang cukup tebal dan tahan air. Hal ini membuatnya cocok untuk mengemas makanan berkuah atau bertekstur lembut. Pemilihan daun talas yang tepat, terutama yang sudah cukup tua dan berukuran besar, dapat memastikan makanan tetap terbungkus dengan baik tanpa risiko bocor.
5. Kendil
Kendil adalah wadah berbahan tanah liat yang sering digunakan untuk menyimpan makanan berkuah atau lauk-pauk khas daerah. Selain memberikan kesan autentik, kendil juga memiliki kemampuan mempertahankan suhu makanan lebih lama. Salah satu contoh penggunaannya yang masih bertahan hingga kini adalah sebagai wadah untuk gudeg khas Yogyakarta.
6. Pincuk
Pincuk adalah kemasan makanan berbentuk lipatan daun pisang yang menyerupai mangkuk kecil. Biasanya digunakan sebagai alas penyajian untuk hidangan seperti pecel dan nasi liwet. Selain praktis, pincuk juga menambah kesan tradisional dalam penyajian makanan, sekaligus mengurangi penggunaan plastik dan kertas sekali pakai.
7. Bongsang
Bongsang adalah wadah berbentuk keranjang kecil yang terbuat dari anyaman bambu. Berbeda dengan besek, bongsang memiliki struktur terbuka yang memungkinkan udara mengalir dengan baik, sehingga sering digunakan untuk menyimpan makanan yang membutuhkan ventilasi, seperti tahu goreng atau ubi cilembu. Keunikan desainnya menjadikannya salah satu kemasan tradisional yang masih eksis hingga sekarang.
Kemasan makanan tradisional Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai wadah, tetapi juga mencerminkan nilai budaya dan kearifan lokal.
Dengan bahan yang ramah lingkungan serta keunikan desainnya, kemasan-kemasan ini menjadi solusi berkelanjutan yang layak dipertahankan.