Gestur Kaki Joko Widodo Diwawancara Najwa Shihab, Tanda Cemas atau Kebiasaan?

Presiden ke-7 RI saat bersama presenter Nazwa Sihab di Solo.Foto. Radar Bojonegoro---

Radarlambar.bacakoran.co -Wawancara eksklusif antara Presiden Joko Widodo dan jurnalis Najwa Shihab di Solo menarik perhatian publik, bukan hanya karena topik pembahasannya, tetapi juga karena gestur kaki Jokowi yang tampak terus bergerak selama sesi tanya jawab.

Fenomena ini kemudian menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan warganet, terutama di media sosial X. Beberapa orang menduga bahwa gerakan tersebut mencerminkan rasa cemas, sementara yang lain menganggapnya sebagai bagian dari strategi komunikasi atau sekadar kebiasaan.

Psikolog Ratna Yunita Setiyani Subardjo dari Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta menjelaskan bahwa gerakan kaki yang terus bergoyang bisa menjadi cara seseorang mengalihkan rasa cemas. Dalam psikologi, kebiasaan ini dikenal sebagai displacement activity, yakni respons tubuh untuk mengelola ketegangan agar tetap fokus. Namun, Ratna juga menekankan bahwa gerakan kaki seperti itu tidak selalu menandakan kecemasan. Jokowi sendiri terlihat tetap tenang, dengan gerakan tangan yang terkontrol, menunjukkan bahwa ia masih mengendalikan situasi.

Dari perspektif komunikasi, beberapa pakar menilai bahwa gestur tersebut mungkin lebih merupakan bagian dari kebiasaan Jokowi dalam berbicara di hadapan publik. Sejak menjabat sebagai presiden, ia dikenal dengan gaya komunikasi yang santai namun tetap serius. Mengingat wawancara ini membahas isu-isu penting—mulai dari proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), peran putranya Gibran Rakabuming Raka di politik, hingga seruan "Adili Jokowi"—bukan hal yang aneh jika Jokowi tetap waspada dalam menjawab pertanyaan.

Dalam situasi wawancara yang intens, setiap orang memiliki cara berbeda untuk tetap fokus. Ada yang bermain dengan pulpen, mengetuk meja, atau, seperti yang dilakukan Jokowi, menggerakkan kaki. 

Meski gestur ini menjadi sorotan, secara keseluruhan, Jokowi tetap menunjukkan rasa percaya diri dalam menjawab pertanyaan. Jika pun ada kecemasan, hal itu bisa dianggap sebagai reaksi wajar dalam menghadapi wawancara yang membahas isu-isu sensitif di tengah sorotan publik. *

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan