Stabilisasi Harga Pangan Jelang Ramadan, Pemerintah Gelar Operasi Pasar Besar-besaran,

Ilustrasi. Pemerintah akan menggelar operasi pasar besar-besaran setiap hari mulai 24 Februari hingga akhir Maret 2025, sebagaimana perintah Prabowo. Foto-Net--
Radarlambar.bacakoran.co- Pemerintah akan menggelar operasi pasar dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) secara masif mulai 24 Februari hingga akhir Maret 2025. Langkah ini bertujuan untuk menekan kenaikan harga bahan pangan strategis menjelang Ramadan dan Idulfitri, sejalan dengan kebijakan stabilisasi harga yang telah ditetapkan.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa operasi pasar ini akan berlangsung di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk dinas pangan, dinas perdagangan, serta dinas pertanian di daerah. Selain itu, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian juga akan terlibat dalam pengawasan distribusi pangan ke berbagai wilayah.
Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) akan turut serta dalam operasi pasar ini, termasuk Perum Bulog, ID Food, dan PT Pos Indonesia yang memiliki jaringan luas di berbagai daerah. Selain itu, dukungan juga datang dari asosiasi pengusaha ritel, seperti Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), serta perusahaan swasta yang bergerak di sektor pangan.
Dalam operasi ini, pemerintah menargetkan distribusi 70 ribu kiloliter minyak goreng MinyaKita, yang akan didistribusikan oleh Bulog dan ID Food. Selain itu, gula konsumsi sebanyak 50 ribu ton akan dialokasikan, sebagian besar berasal dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan ID Food. Komoditas lain seperti bawang putih sebanyak 20 ribu ton dan daging kerbau beku sebanyak 19 ribu ton juga akan digelontorkan ke pasar untuk menekan harga.
Bulog akan berperan dalam distribusi beras dengan total stok yang telah disiapkan mencapai 100 ribu ton. Jika dijumlahkan, total distribusi pangan pokok dalam GPM Ramadan 2025 ini mencapai 189 ribu ton, ditambah 70 ribu kiloliter minyak goreng. Pemerintah menegaskan bahwa harga pangan dalam operasi pasar ini tidak boleh melebihi harga eceran tertinggi (HET), sesuai regulasi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tren inflasi pangan tahunan menunjukkan peningkatan setiap menjelang Ramadan dan Idulfitri. Pada tahun 2024, inflasi pangan mencapai lebih dari 10 persen pada bulan Maret dan April. Namun, hingga Januari 2025, angka inflasi masih berada di kisaran 3,07 persen, yang masih dalam target pemerintah antara 3 hingga 5 persen.
Dengan adanya operasi pasar ini, pemerintah berharap harga bahan pangan tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, pengawasan dari Satgas Pangan akan terus diperketat untuk memastikan tidak ada pelaku usaha yang menjual bahan pokok dengan harga di atas HET. Jika ditemukan pelanggaran, tindakan tegas akan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sementara itu, masyarakat diimbau untuk memanfaatkan operasi pasar ini dengan bijak serta tetap melakukan pembelian sesuai kebutuhan agar distribusi pangan dapat merata ke seluruh wilayah. *