Rusia Desak Israel Hormati Perjanjian 1974 dan Hentikan Agresi di Suriah

Donald Trump dan Benyamin Netanyahu. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co -Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengkritik tindakan Israel di Dataran Tinggi Golan yang dianggap melanggar ketentuan perjanjian Suriah-Israel tahun 1974 mengenai pemisahan pasukan. Rusia menegaskan pentingnya menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Suriah, serta mendesak semua pihak, termasuk Israel, untuk bertindak sesuai dengan hukum internasional untuk menghindari peningkatan ketegangan di kawasan tersebut.
Zakharova juga mengungkapkan keprihatinan atas serangan Angkatan Udara Israel terhadap sasaran di Suriah, baik yang sipil maupun militer. Ia menekankan bahwa tindakan agresif ini justru memperburuk kondisi yang sudah sangat buruk di Suriah, bukan berkontribusi pada stabilitas.
Terkait dengan krisis kemanusiaan di Gaza, Zakharova menyoroti tantangan dalam penyaluran bantuan dan meminta semua pihak untuk mematuhi perjanjian yang telah dicapai antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 15 Januari. Ia juga mengkritik rencana Presiden AS, Donald Trump, yang mengusulkan pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza, mengingat langkah tersebut dapat memperburuk situasi yang ada.
Zakharova menekankan bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan mengenai kebijakan Trump mengingat pemerintahan baru AS baru berjalan beberapa bulan. Ia mengingatkan bahwa perkembangan lebih lanjut perlu dipertimbangkan sebelum membuat penilaian lebih mendalam.