BMKG Peringatkan Potensi Tsunami Saat Arus Mudik, Waspadai Lokasi Rawan

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. -Foto Dok---
Radarlambar.bacakoran.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait potensi tsunami yang dapat terjadi di sejumlah wilayah pesisir Indonesia selama periode arus mudik Lebaran 2025. Salah satu lokasi yang perlu diwaspadai adalah jalan underpass lintas selatan di sekitar Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA), Kulonprogo, Yogyakarta.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa area underpass di sekitar bandara tersebut merupakan zona rawan tsunami. Dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Dwikorita menyarankan agar pihak berwenang melakukan pengaturan khusus untuk menghindari potensi ancaman tersebut. Titik risiko yang perlu diwaspadai adalah jalan underpass lintas selatan Bandara Yogyakarta di Kulonprogo. Underpass di sana merupakan zona yang rawan terhadap ancaman tsunami, ujar Dwikorita, Senin (17/3/2025).
potensi ancaman tsunami yang bisa terjadi pada saat arus mudik, BMKG mengusulkan kepada kementerian dan lembaga terkait untuk menerapkan skema buka tutup lalu lintas di ruas jalan masuk ke underpass tersebut. Skema ini diharapkan dapat mengurangi potensi risiko dan meminimalkan dampak buruk saat terjadi peristiwa tsunami. Selain itu, BMKG juga mengusulkan agar dilakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat mengenai potensi bahaya tsunami di kawasan tersebut.
Dwikorita menambahkan bahwa pengaturan lalu lintas yang hati-hati sangat diperlukan mengingat panjangnya jalan underpass tersebut mencapai 1,4 kilometer. Tanpa pengelolaan yang cermat, dapat terjadi penumpukan kendaraan yang justru memperburuk situasi dalam keadaan darurat. Pengaturan buka-tutup harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Jika terjadi kemacetan, kendaraan yang terjebak dalam terowongan bisa kesulitan saat evakuasi tsunami, kata Dwikorita.
Peningkatan jumlah pemudik pada Lebaran 2025 diperkirakan akan sangat signifikan. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik diperkirakan akan mencapai 146,48 juta orang, atau sekitar 52% dari total populasi Indonesia. Pulau Jawa diprediksi akan menjadi daerah dengan pergerakan arus mudik terbesar, dengan puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 28 Maret 2025, sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 6 April 2025.
Dalam menghadapi lonjakan jumlah pemudik, Dwikorita kembali menegaskan pentingnya kerjasama antar pihak berwenang untuk mengantisipasi kemacetan yang dapat terjadi di jalan-jalan utama, termasuk di jalan underpass yang rawan tsunami. Kami mengimbau agar Kementerian PUPR dan Polri mengatur sistem buka tutup dengan bijak agar tidak terjadi kemacetan. Hal ini penting agar kendaraan tidak terjebak dalam terowongan jika terjadi tsunami, tegasnya.
Untuk menghadapi potensi bencana, BMKG juga memastikan bahwa pihaknya akan meningkatkan keandalan sistem peringatan dini, baik untuk tsunami, gempa bumi, maupun cuaca ekstrem. Kami akan mengaktifkan seluruh sumber daya meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang ada untuk memastikan distribusi informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat, ujar Dwikorita.
BMKG berharap bahwa langkah-langkah pencegahan dan koordinasi antar lembaga akan meminimalkan risiko bencana dan meningkatkan kesiap-siagaan masyarakat dalam menghadapi potensi ancaman tsunami selama arus mudik Lebaran 2025.(*/adi)