Kebersamaan di Era Digital: Mudik, Silaturahmi, dan Teknologi

Kebersamaan di era digital / Foto--Freepik--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Mudik Lebaran merupakan tradisi yang telah mengakar kuat di kalangan masyarakat Muslim di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Tradisi ini menjadi momentum penting untuk pulang ke kampung halaman, bertemu keluarga, serta merayakan Idul Fitri dengan penuh kebersamaan. Namun, mudik juga membawa berbagai tantangan, seperti kemacetan, lonjakan harga tiket, serta meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas.

Sebagai solusi alternatif, perkembangan teknologi telah memungkinkan keluarga untuk tetap terhubung meskipun terpisah jarak. Berbagai aplikasi komunikasi digital memberikan kemudahan dalam melakukan panggilan video atau telekonferensi, menghadirkan suasana kebersamaan secara virtual. Selain itu, media sosial turut berperan dalam memudahkan berbagi cerita, foto, serta video dengan keluarga di kampung halaman.

Pada tahun 2025, libur Lebaran bertepatan dengan Hari Suci Nyepi bagi umat Hindu di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan jadwal libur dan cuti bersama bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yakni tanggal 28–29 Maret 2025 cuti bersama dan libur resmi Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947. Kemudian, pada tanggal 31 Maret–7 April 2025 libur resmi dan cuti bersama Idul Fitri 1446 H.

Untuk mendukung kenyamanan masyarakat dalam menjalani mudik dan perayaan Nyepi, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berkomitmen menjaga stabilitas jaringan komunikasi selama periode tersebut.

Mudik dan reuni keluarga bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga memiliki dampak emosional yang mendalam. Teknologi memungkinkan keluarga untuk tetap berkomunikasi meskipun berjauhan, terutama bagi mereka yang tidak dapat melakukan perjalanan. Platform komunikasi digital telah menjadi solusi untuk menghadirkan kehangatan keluarga secara virtual.

Namun, meskipun komunikasi digital dapat menjembatani keterpisahan, kehadiran fisik tetap memiliki nilai yang tak tergantikan. Interaksi langsung memiliki dampak emosional yang lebih besar, terutama dalam momen-momen penting seperti pernikahan atau perayaan keagamaan. Selain itu, perpisahan karena jarak dapat memberikan dampak psikologis, terutama bagi pasangan dalam pernikahan jarak jauh. Reuni keluarga menjadi bagian penting dalam menjaga kesejahteraan emosional dan kebahagiaan anggota keluarga.

Lebaran bukan hanya tentang silaturahmi, tetapi juga tentang menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi. Di Indonesia, Idul Fitri menjadi momen untuk memperkenalkan budaya dan adat istiadat kepada generasi muda, mempererat hubungan keluarga, serta membangun solidaritas antaranggota keluarga. Reuni keluarga tidak hanya menjadi ajang bertemu kembali, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Selain aspek budaya, reuni juga memiliki manfaat praktis, terutama dalam memberikan dukungan emosional dan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun terpisah oleh jarak, keluarga tetap berupaya menjaga hubungan dan membangun kebersamaan dengan berbagai cara.

Di era digital ini, teknologi telah menjadi jembatan penghubung bagi keluarga yang terpisah jarak. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa kebersamaan secara fisik tetap memiliki makna yang lebih dalam dan emosional. Oleh karena itu, baik melalui teknologi maupun pertemuan langsung, menjaga hubungan keluarga tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial masyarakat.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan