Faktor yang Membuat Mobil Manual Menjadi Boros BBM

Mobil pemudik. Foto Dok/Net ---
Radarlambar.bacakoran.co - Konsumsi bahan bakar pada mobil manual bisa meningkat, terutama jika pengemudi mengabaikan beberapa faktor penting. Hal ini sering terjadi saat mobil digunakan untuk perjalanan jauh, seperti mudik Lebaran, dengan kondisi jalan yang bervariasi.
Hardi Wibowo, pemilik Aha Motor Yogyakarta, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan mobil manual menjadi lebih boros dalam konsumsi BBM. Salah satunya adalah masalah performa mesin yang tidak optimal, yang sering terjadi saat perjalanan jauh, termasuk saat mudik.
Menurut Hardi, mesin yang tidak berfungsi dengan baik dapat mengakibatkan tenaga yang dihasilkan menjadi tidak maksimal. Akibatnya, pengemudi cenderung menginjak pedal gas lebih dalam untuk mempertahankan performa kendaraan. Kerusakan pada berbagai komponen mesin, seperti busi yang mati, koil pengapian yang rusak, filter udara yang tersumbat, ring piston yang aus, atau masalah pada injektor, dapat menyebabkan pembakaran tidak sempurna.
Setiap bahan bakar yang terbakar harus dapat diubah menjadi jarak tempuh. Jika mesin tidak optimal, perjalanan jauh akan sulit dicapai, sehingga penting untuk merawat mobil secara rutin, ujar Hardi.
Selain masalah pada mesin, Hardi juga menyebutkan bahwa kopling yang sudah aus dapat mengganggu distribusi tenaga dari mesin ke roda penggerak. Jika kampas kopling sudah tipis atau pegas diafragma lemah, tenaga yang seharusnya diteruskan ke roda bisa hilang, menyebabkan pemborosan energi.
Gejala lain dari kopling yang rusak adalah tenaga yang terasa kurang saat menanjak atau mesin terasa ngempos. Ini membuat mobil kurang efisien, tambahnya.
Selain itu, penggunaan mobil dalam kondisi tertentu juga dapat memengaruhi konsumsi BBM. Misalnya, terjebak macet, membawa beban berat, atau berkendara dengan kecepatan tinggi dalam waktu lama dapat membuat angka konsumsi BBM yang tertera di layar MID (Multi-Information Display) menjadi lebih boros.
Hardi menjelaskan bahwa layar MID menghitung konsumsi BBM berdasarkan rata-rata jumlah bahan bakar yang terpakai dan jarak tempuh. Oleh karena itu, angka tersebut bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi lalu lintas. Jika terjebak macet, mesin tetap menyala namun jarak yang ditempuh sangat pendek, ini akan meningkatkan konsumsi BBM, ujarnya.
Dengan memahami faktor-faktor ini, pengemudi diharapkan bisa lebih bijak dalam merawat mobil dan mengoptimalkan konsumsi bahan bakar, terutama selama perjalanan jauh seperti mudik.(*)