Dampak Kebijakan Tarif Impor AS Terhadap Ekonomi Global

residen AS Donald Trump terlihat di layar saat seorang pedagang mata uang bekerja di ruang transaksi valuta asing di kantor pusat KEB Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 3 April 2025.//Foto: AP/AP.--

Radarlambar.Bacakoran.co - Pemerintahan Presiden Donald Trump kembali mengguncang dunia dengan kebijakan tarif impor yang diberlakukan terhadap lebih dari 180 mitra dagang. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran global karena berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dan mengubah lanskap perdagangan internasional.

 

Kebijakan Tarif Impor Baru

Pada Rabu 2 April 2025 waktu AS, Trump mengumumkan kebijakan tarif baru yang mencakup pajak sebesar 10% untuk sekitar separuh dari nilai impor negara-negara mitra dagang AS. Kebijakan ini mulai berlaku pada 5 April 2025. Selain itu, tarif lebih tinggi hingga 50% akan diterapkan untuk negara-negara tertentu mulai 9 April 2025. 

 

Negara-negara dengan ekonomi besar menjadi sasaran utama kebijakan ini. Uni Eropa (UE) menghadapi tarif sebesar 20%, sementara China dikenakan tambahan 34% di atas tarif 20% yang sebelumnya telah diberlakukan. Jepang dan India menghadapi pajak lebih dari 20%, sementara negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam, Kamboja, Bangladesh, dan Sri Lanka dikenakan tarif yang lebih tinggi.

 

Reaksi Global dan Dampak Ekonomi

Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat merusak hubungan internasional dan mengubah tatanan ekonomi global. Eswar Prasad, profesor ekonomi di Universitas Cornell, menyatakan bahwa skala tarif ini sangat luas dan dapat berdampak besar pada perdagangan bebas.

 

Meksiko dan Kanada, dua mitra dagang utama AS dalam perjanjian USMCA, tidak termasuk dalam daftar tarif baru ini. Namun, sektor otomotif, baja, dan aluminium tetap dikenai bea impor tinggi, sehingga masih rentan terhadap kebijakan proteksionisme AS.

 

Menurut analisis lembaga Exiger, kebijakan tarif ini berpotensi mengubah rantai pasokan global, menaikkan harga barang, dan memengaruhi strategi geopolitik internasional. Exiger memperkirakan dampaknya terhadap ekonomi global bisa mencapai antara USD 36 miliar hingga USD 149 miliar.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan