Lonjakan Stok Minyak Shandong: China Tambah Impor dari Iran dan Rusia di Tengah Sanksi AS

Ilustrasi Lonjakan Stok Minyak Shandong China Tambah Impor dari Iran dan Rusia di Tengah Sanksi AS. Foto-net--
Radarlambar.bacakoran.co -Di tengah meningkatnya tekanan sanksi dari Amerika Serikat terhadap Iran, China justru mencatatkan rekor baru dalam hal stok minyak mentah—terutama di wilayah Shandong, salah satu pusat penyulingan minyak terbesar di Negeri Tirai Bambu.
Rekor Impor Minyak: 10,6 Juta Barel per Hari
Pada Maret 2025, impor minyak mentah ke Shandong melonjak hingga 10,6 juta barel per hari, tertinggi sejak Oktober 2023. Lonjakan ini didorong oleh langkah strategis kilang-kilang minyak di Shandong yang memanfaatkan kesempatan untuk menimbun pasokan minyak Iran—yang secara resmi masih disanksi oleh Amerika Serikat.
Iran dan Rusia: Sumber Utama Pasokan Diskon
Minyak Iran:
China dilaporkan mengimpor hingga 1,8 juta barel per hari dari Iran. Meskipun dibayangi sanksi AS, pengiriman minyak Iran ke China terus mengalir deras. Pengamat melihat ini sebagai langkah cepat Iran dalam mengalihkan ekspor mereka sebelum sanksi lebih keras diberlakukan.
Minyak Rusia:
Tak hanya Iran, minyak Rusia juga meningkat. Sekitar 1,3 juta barel per hari dikirim ke China, banyak di antaranya berasal dari kargo Sokol dan Sakhalin yang sebelumnya sempat terjebak di Laut China Selatan. Diskon besar-besaran dari Rusia mendorong kilang-kilang China untuk menyerap pasokan tersebut.
Strategi Shandong: Mainkan Posisi Tawar
Menurut analis pasar energi, Emma Li, tingginya cadangan minyak saat ini memberi keuntungan negosiasi bagi Shandong. Dengan inventaris yang melimpah, penyulingan di Shandong bisa memperlambat pembelian berikutnya dan menekan harga dari pemasok. Ini adalah taktik klasik untuk mendapatkan diskon lebih besar di tengah situasi pasar yang tidak stabil.
Apa Implikasinya?
Pukulan terhadap Efektivitas Sanksi AS:
Sanksi terhadap Iran tampaknya kurang efektif jika pasokan tetap bisa dialihkan ke China dalam jumlah besar.
Peran Strategis China dalam Pasar Minyak Global:
China memperkuat posisinya sebagai konsumen dan pemain kunci dalam pasar minyak global, dengan menjadikan ketegangan geopolitik sebagai peluang logistik dan ekonomi.
Potensi Ketegangan Baru:
Langkah China bisa memperkeruh hubungan dengan AS, terutama jika terbukti secara aktif mendukung ekspor minyak dari negara-negara yang dikenai sanksi. (*)