Inggris Ternyata Pelopor Perang Dagang, Bukan Amerika Serikat

Ilustrasi : impor barang. Foto Dok/Net ---
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Selama ini banyak yang mengira bahwa Amerika Serikat adalah negara pertama yang menerapkan kebijakan perang dagang terutama sejak era Presiden Donald Trump yang terkenal menaikkan tarif impor terhadap berbagai negara.
Namun, sejarah membuktikan bahwa jauh sebelum itu, Inggris telah lebih dulu menggunakan kebijakan perdagangan agresif pada abad ke-17.
Salah satu contoh nyata dari kebijakan tersebut adalah Navigation Acts yang dikeluarkan Inggris pada tahun 1651. Regulasi ini secara khusus ditujukan untuk membatasi dominasi Belanda dalam perdagangan internasional yang kala itu sangat kuat.
Belanda, dengan armada kapal dagangnya yang besar dan efisien, menguasai sebagian besar arus barang impor di Eropa, termasuk ke wilayah Inggris.
Inggris yang merasa tersisih dalam kompetisi dagang akhirnya mengambil langkah tegas. Melalui Navigation Acts, Inggris memberlakukan larangan bagi kapal asing untuk mengangkut barang ke Inggris dan koloni-koloninya, kecuali jika kapal tersebut milik Inggris atau mayoritas awaknya adalah warga negara Inggris. Meskipun disebutkan berlaku untuk semua kapal asing, target utama aturan ini sebenarnya adalah kapal-kapal dagang Belanda.
Kebijakan ini membuat ketegangan antara kedua negara semakin memanas. Banyak kapal Belanda yang akhirnya disita oleh Inggris karena dianggap melanggar regulasi tersebut. Meski begitu, Belanda tetap mempertahankan dominasinya dalam perdagangan global, terutama di sektor komoditas rempah-rempah dari Asia.
Ketegangan ekonomi akhirnya berubah menjadi konflik militer pada tahun 1652, ketika Inggris menyerang kapal-kapal dagang Belanda yang dianggap melanggar Navigation Acts.
Belanda pun merespons dengan mengirim armada besar untuk melawan. Pertikaian ini memicu pecahnya Perang Inggris-Belanda I atau Anglo-Dutch War, yang dikenal sebagai perang besar pertama di dunia yang lahir dari konflik dagang.
Peristiwa ini menandai awal mula penggunaan kekuatan ekonomi dan militer sebagai alat untuk merebut dominasi jalur perdagangan global—menjadikan Inggris sebagai pelopor kebijakan perang dagang dalam sejarah modern.(*)