Brand Besar yang Tutup Usaha di Indonesia, dari Tupperware hingga Sritex

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Di tengah ketatnya persaingan dan dinamika pasar yang terus berubah, sejumlah merek besar yang sempat berjaya di Indonesia kini tak lagi beroperasi. 

Perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor seperti ritel, kecantikan, hingga e-commerce terpaksa menghentikan kegiatan bisnisnya.

Berikut ini beberapa nama besar yang telah menutup operasionalnya di Tanah Air:

1. Tupperware

Lebih 30 tahun hadir di Indonesia, Tupperware secara resmi menghentikan kegiatan operasionalnya per tanggal 31 Januari 2025. Penutupan ini merupakan bagian dari strategi global perusahaan untuk menstabilkan kondisi keuangan. Tupperware mengalami penurunan performa secara global dan sebelumnya sempat terancam bangkrut. Perusahaan melakukan penjualan aset dan merek senilai lebih dari US$ 80 juta sebagai bagian dari restrukturisasi bisnis.

2. Revlon

Di industri kecantikan, Revlon mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat pada 2022. Meski sempat menjadi raksasa kosmetik dunia di abad ke-20, Revlon tak mampu bersaing dengan merek-merek baru yang lebih inovatif dan agresif di era digital.

3. Giant

Sejak 2015, Ritel Swalayan Giant menunjukkan tanda-tanda penurunan. Bahkan sejumlah gerai ditutup karena performa yang kurang memuaskan. Puncaknya terjadi pada 2019 ketika semakin banyak cabangnya yang gulung tikar termasuk di lokasi strategis seperti Kalibata dan Depok.

4. Kodak

Kodak sempat merajai pasar kamera, dan film. Akan tetapi keterlambatan beradaptasi dengan teknologi digital membuat perusahaan itu tersingkir. Kodak resmi bangkrut pada tahun 2012 setelah lebih dari seabad beroperasi sejak 1892.

5. PT Nyonya Meneer

Salah satu perusahaan jamu legendaris Indonesia, yaitu PT Nyonya Meneer tak mampu bertahan menghadapi tekanan bisnis. Setelah lebih dari 100 tahun berdiri, perusahaan ini dinyatakan pailit karena kesulitan membayar utang yang mencapai Rp 267 miliar.

6. JD.ID