Bisakah Oli Mobil Dipakai untuk Motor? Ini Perbedaan dan Dampaknya

Ilustrasi- Freepik--

Radarlambar.bacakoran.co — Banyak pemilik kendaraan bermotor masih beranggapan bahwa oli mobil bisa digunakan untuk motor, dengan harapan meningkatkan performa mesin. Padahal, pemahaman ini keliru dan berisiko menimbulkan kerusakan pada kendaraan.

Secara fungsi, oli memang memiliki tugas penting untuk melumasi komponen mesin agar tidak mengalami gesekan berlebih. Namun, jenis kendaraan yang berbeda memiliki kebutuhan pelumas yang juga berbeda, baik dari sisi komposisi maupun fungsi.

Oli mobil umumnya mengandung zat aditif dengan total base number (TBN) tinggi, yang dirancang untuk menahan gesekan di mesin mobil. Komposisi ini tidak cocok bila digunakan pada motor, khususnya motor dengan sistem kopling basah, karena bisa menyebabkan selip pada kopling.

Selain komposisi, standarisasi produksi juga berbeda. Oli mobil mengikuti standar dari lembaga seperti ACEA atau ILSAC, sedangkan oli motor tunduk pada regulasi organisasi seperti JASO. Perbedaan ini tampak pula pada kemasan. Oli mobil biasanya bertuliskan ‘for gasoline car’ atau API 10W-40, sedangkan oli motor mencantumkan label seperti ‘4T’ atau ‘excellent wet clutch’.

Jika pemilik kendaraan tetap menggunakan oli mobil untuk motor, dampaknya bisa muncul dalam jangka panjang. Salah satunya, tekanan pelumasan menjadi tidak sesuai sehingga meningkatkan risiko keausan mesin. Selain itu, motor yang menggunakan oli terlalu licin dari jenis mobil akan mengalami kopling selip, terutama bagi motor yang masih memakai kopling basah.

Agar kendaraan tetap dalam kondisi optimal, penggunaan oli harus disesuaikan dengan jenis dan spesifikasi mesin. Jika masih ragu, pemilik kendaraan disarankan berkonsultasi atau melakukan perawatan rutin di bengkel resmi yang memahami kebutuhan mesin berdasarkan standar pabrikan.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan