Indonesia Buka Peluang Besar Adopsi Teknologi Nuklir Modular dari Inggris

Ilustrasi _ PLTN. -Foto Freefik-

Radarlambar.nacakoran.co - Di tengah upaya transisi menuju energi bersih, Indonesia mulai melirik teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai solusi jangka panjang. Sebuah pertemuan penting yang berlangsung di Jakarta antara para pejabat Indonesia dan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, menjadi titik tolak pembahasan serius mengenai kemungkinan adopsi teknologi nuklir modern dari Inggris.

Pertemuan tersebut melibatkan Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno dan Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo. Keduanya mendapatkan penjelasan mendalam mengenai pengembangan teknologi nuklir modular yang saat ini sedang dikembangkan di Inggris. Teknologi ini dinilai sangat cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia karena ukurannya yang relatif kecil—berkisar antara 300 hingga 500 megawatt—dan kemudahan dalam distribusinya.

Tony Blair dalam pertemuan itu menunjukkan ketertarikannya terhadap ambisi Indonesia dalam mendorong transisi energi bersih. Ia menilai langkah pemerintah Indonesia sebagai bukti keseriusan dalam mempercepat peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan. Respons positif juga datang dari perusahaan-perusahaan Inggris yang dinilai siap berbagi keahlian dan teknologi untuk membantu mewujudkan pembangunan pembangkit listrik nuklir di Tanah Air.

Indonesia sendiri sudah mulai mengidentifikasi wilayah yang potensial untuk pembangunan fasilitas nuklir tersebut. Dua lokasi yang disebutkan sebagai kandidat utama adalah Kalimantan Barat dan Bangka Belitung. Namun, realisasi pembangunannya masih bergantung pada finalisasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang kini tengah dirancang. Dalam rancangan tersebut, terdapat rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir dengan kapasitas hingga satu gigawatt.

Langkah ini bukan tanpa dasar. Dalam beberapa rapat kerja antara DPR dan Kementerian ESDM pada periode sebelumnya, telah dicapai kesepakatan untuk menyertakan target energi nuklir dalam RUPTL mendatang. Bahkan, rancangan terbaru dari Undang-Undang Energi Terbarukan juga telah memasukkan energi nuklir sebagai bagian dari portofolio nasional energi masa depan.

Dengan semua langkah yang telah disusun, Indonesia tampaknya siap untuk memasuki babak baru dalam peta energi nasional—menggandeng mitra internasional, mengadopsi teknologi mutakhir, dan menatap masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. (*/rinto)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan