Ilmuwan Tetapkan Usia Bumi Sekitar 4,5 Miliar Tahun

Ilustrasi. Bumi disepakati berusia 4,5 Miliar tahun. Foto/REUTERS--
Radarlambar.bacakoran.co – Usia Bumi yang sesungguhnya telah menjadi misteri panjang bagi para ilmuwan.
Meski saat ini disepakati bahwa planet ini berumur sekitar 4,5 miliar tahun, sejarah pencariannya melalui pendekatan ilmiah menunjukkan perjalanan yang panjang dan berliku.
Pada abad ke-19, fisikawan Irlandia Lord Kelvin memperkirakan Bumi berusia antara 20 hingga 400 juta tahun. Perhitungannya didasarkan pada waktu pendinginan dari kondisi cair tanpa mempertimbangkan panas internal akibat peluruhan radioaktif, yang kala itu belum diketahui.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, metode penanggalan radiometrik memperkuat pemahaman usia Bumi. Teknik ini mengandalkan peluruhan isotop radioaktif seperti uranium menjadi timbal.
Siklus batuan yang aktif di Bumi sempat menyulitkan para peneliti karena batuan terus didaur ulang. Namun, batuan tertua yang ditemukan, termasuk kristal zirkon dari Jack Hills, Australia Barat, berusia sekitar 4,4 miliar tahun.
Untuk mengatasi kendala ini, ilmuwan memanfaatkan sampel meteorit dan batuan Bulan. Pada 1956, geokimiawan Clair Patterson menetapkan usia Bumi sekitar 4,55 miliar tahun dengan margin kesalahan 1 persen. Penemuan ini menandai tonggak penting dalam geologi dan kosmologi modern.
Sebelum metode radiometrik, ilmuwan mengandalkan stratigrafi—ilmu tentang lapisan batuan. Konsep ini diperkenalkan oleh Nicolas Steno pada abad ke-17. Meski tidak memberi angka pasti, stratigrafi memperlihatkan bahwa Bumi telah mengalami perjalanan waktu yang sangat panjang.
Kini, pemahaman tentang usia Bumi tidak hanya didasarkan pada satu sumber data. Kolaborasi antara sampel terestrial dan luar angkasa memperkuat konsensus bahwa Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan sisa tata surya lainnya. Angka ini menjadi dasar dalam memahami evolusi geologi, iklim, dan kehidupan di planet ini.(*)