Prompt Engineer, Profesi yang Kini Semakin Langka di Tengah Perkembangan Teknologi AI

Ilustrasi. Prompt Engineer, Profesi yang Kini Semakin Langka di Tengah Perkembangan Teknologi AI. Foto Freepik--

Radarlambar.bacakoran.co-Dua tahun lalu, profesi prompt engineer menjadi sorotan dengan gaji yang sangat menarik, mencapai US\$200.000 (Rp3,3 miliar) per tahun.

Peran ini berfokus pada pembuatan kalimat perintah yang tepat untuk menghasilkan respons terbaik dari model kecerdasan buatan (AI), seperti ChatGPT. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi AI yang semakin pesat, profesi ini kini semakin terpinggirkan.

Kemampuan AI yang semakin canggih membuatnya lebih pintar dalam membaca maksud pengguna dan dapat mengajukan pertanyaan klarifikasi jika perintah yang diberikan tidak cukup jelas. Hal ini mengurangi kebutuhan untuk spesialis prompt engineer.

Sebagian besar perusahaan lebih memilih melatih karyawan mereka untuk dapat berinteraksi secara langsung dengan AI, daripada mengandalkan satu ahli khusus dalam bidang ini.

Dengan semakin berkembangnya model bahasa besar yang lebih iteratif dan mampu memahami konteks, AI kini lebih efisien dalam berinteraksi tanpa memerlukan perintah yang sangat spesifik.

Produk AI yang dikembangkan oleh berbagai perusahaan besar, seperti Microsoft, kini dapat mengajukan pertanyaan lanjutan jika tidak sepenuhnya memahami maksud pengguna. Ini membuat interaksi dengan AI lebih fleksibel dan mudah diakses oleh lebih banyak orang.

Survei terbaru menunjukkan bahwa posisi prompt engineer kini berada di posisi rendah dalam daftar pekerjaan yang dibutuhkan di masa depan. Sebaliknya, profesi yang berfokus pada pelatihan, pengelolaan data, dan keamanan AI justru semakin dibutuhkan, seiring dengan semakin kompleksnya pengelolaan dan penggunaan teknologi ini.

Di platform lowongan kerja seperti Indeed, pencarian untuk posisi prompt engineer mengalami penurunan yang signifikan. Meskipun pada awalnya ada lonjakan pencarian yang cukup besar seiring dengan meningkatnya popularitas ChatGPT, kini pencarian untuk posisi ini stagnan pada angka yang jauh lebih rendah.

Perubahan ini mencerminkan dinamika dunia kerja yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang terus berubah, serta bagaimana perusahaan kini menyesuaikan kebutuhan mereka dengan kemampuan AI yang semakin pintar dan adaptif.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan