Tragedi di Tanah Kaisar: Wisatawan Rusak Patung Prajurit Terakota Berusia 2.000 Tahun

Tragedi di Tanah Kaisar: Wisatawan Rusak Patung Prajurit Terakota Berusia 2.000 Tahun. Foto/net--

Radarlambar.bacakoran.co -Sebuah insiden menyedihkan terjadi di salah satu situs arkeologi paling penting di dunia. Seorang wisatawan pria bermarga Sun, 30 tahun, dilaporkan merusak dua patung Prajurit Terakota yang berusia lebih dari dua milenium di Museum Terracotta Warriors, Xi’an, Tiongkok.

Insiden ini terjadi pada Jumat sore, 29 Mei 2025. Tanpa diduga, pria itu menerobos pagar pembatas dan melompati lubang penggalian Museum Terracotta Warriors di Distrik Lintong, Provinsi Shaanxi. Ia kemudian masuk ke dalam Lubang Nomor 3—sedalam lebih dari lima meter—dan mulai mendorong serta menarik dua patung prajurit yang mengenakan zirah perang. Akibat tindakannya, dua artefak penting yang diklasifikasikan sebagai benda bersejarah Kelas II mengalami kerusakan.

Otoritas setempat bergerak cepat. Polisi menangkap pelaku dan mengonfirmasi bahwa pria tersebut saat ini berada dalam tahanan. Menurut Biro Keamanan Publik cabang Lintong, pelaku diketahui memiliki riwayat gangguan kesehatan mental. Meski demikian, tindakan ini tetap memicu kemarahan publik dan sorotan internasional.

Jejak Kejayaan Masa Silam yang Terluka
Prajurit Terakota bukan sekadar patung biasa. Mereka adalah saksi bisu kejayaan Kekaisaran Qin, penjaga abadi sang kaisar pertama Tiongkok, Qin Shi Huang, yang wafat lebih dari 2.000 tahun lalu. Diperkirakan dibuat pada sekitar 209 SM, pasukan ini terdiri dari lebih dari 8.000 patung prajurit dan kuda berukuran nyata, lengkap dengan kereta perang, senjata, dan perlengkapan militer.

Setiap patung dibuat secara unik, dengan wajah, ekspresi, dan gaya rambut yang berbeda-beda—sebuah pencapaian artistik luar biasa pada masanya. Temuan arkeologis ini pertama kali ditemukan secara tak sengaja pada tahun 1974 oleh seorang petani yang sedang menggali sumur. Sejak itu, situs tersebut menjadi simbol kejayaan seni dan militer Cina kuno, dan diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO sejak 1987.

Tak hanya menjadi kebanggaan nasional, kompleks makam Qin Shi Huang juga merupakan warisan budaya dunia. Kerusakan terhadap bagian mana pun dari situs ini merupakan luka yang dalam bagi sejarah dan peradaban umat manusia.

Ketika Warisan Dunia Tak Aman dari Tangan Sendiri
Peristiwa ini memunculkan pertanyaan besar: seberapa aman situs-situs warisan dunia saat ini? Di era pariwisata masif dan akses tanpa batas, tantangan perlindungan terhadap artefak kuno menjadi semakin kompleks—terlebih ketika perusakan dilakukan bukan oleh pencuri atau teroris budaya, tapi oleh wisatawan lokal dengan gangguan jiwa.

Museum kini harus berbenah. Selain memperketat sistem keamanan, juga perlu ada peningkatan edukasi publik soal pentingnya menjaga warisan sejarah. Karena pada akhirnya, benda-benda ini bukan milik satu bangsa saja, tapi warisan kolektif seluruh umat manusia. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan