Kemenag Pesbar Imbau Masyarakat Selektif Pilih Hewan Kurban

Kasi Bimas Islam Kemenag Pesisir Barat, Irhamsyah, S.Th.I, M.H.I.--
PESISIR TENGAH - Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), mengimbau masyarakat, khususnya umat Muslim yang akan melaksanakan ibadah kurban agar memperhatikan kesehatan dan kelayakan hewan ternak yang akan dikurbankan, demi menjamin sahnya ibadah serta menjaga kesehatan lingkungan sekitar.
Kasi Bimbingan Masyarakat Islam, Irhamsyah, S.Th.I., M.H.I., mendampingi Kepala Kantor Kemenag Pesbar, Hi. Helmi, S.Ag., S.Pd., M.M., menjelaskan bahwa pelaksanaan ibadah kurban bukan hanya soal niat dan penyembelihan semata, melainkan juga menyangkut kepatuhan terhadap ketentuan syariat dan aspek kesehatan masyarakat. Karena itu, masyarakat diminta untuk benar-benar selektif dalam memilih hewan kurban.
“Memilih hewan kurban tidak bisa sembarangan. Ada kriteria yang harus dipenuhi agar ibadah kurban sah dan tidak menimbulkan masalah kesehatan,” ujar Irhamsyah, Selasa, 3 Mei 2025.
Dijelaskannya, masyarakat harus memastikan bahwa hewan yang akan dikurbankan termasuk dalam jenis hewan yang diizinkan dalam syariat, seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Masing-masing jenis hewan tersebut harus memenuhi batas usia minimal yang telah ditetapkan. Untuk kambing dan domba yang akan dijadikan hewan kurban harus berusia minimal satu tahun, yang biasanya ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap.
“Sementara untuk sapi dan kerbau, usia minimalnya adalah dua tahun, juga ditandai dengan pertumbuhan gigi tetap,” jelasnya.
Masih kata dia, kriteria itu penting untuk dipahami agar ibadah kurban tidak hanya sah menurut syariat, tetapi juga mencerminkan kesungguhan umat Islam dalam menjalankan perintah agama dengan benar. Selain itu, beberapa ciri-ciri hewan kurban yang sehat dan layak disembelih juga harus dipahami oleh masyarakat yakni dengan ciri hewan harus aktif bergerak, memiliki mata yang bersih, nafsu makan yang baik, tubuh yang terlihat gagah dan kuat, serta memiliki hidung yang tampak basah.
“Ciri-ciri tersebut merupakan indikator utama dari hewan yang sehat, dan sangat penting untuk menghindari penularan penyakit dari hewan ke manusia, terutama dalam situasi lingkungan yang padat saat pelaksanaan kurban,” ujarnya.
Ditambahkannya, pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat benar-benar memperhatikan prosedur dan tata cara penyembelihan hewan kurban. Proses pemotongan hewan harus dilakukan sesuai syariat Islam, oleh orang yang kompeten, serta di tempat yang layak dan bersih. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesahan ibadah, tetapi juga pada kebersihan lingkungan dan kenyamanan masyarakat sekitar.
“Kita berharap masyarakat tidak hanya bersemangat dalam berkurban, tetapi juga memahami dan mematuhi semua ketentuan yang berlaku, baik dari sisi agama maupun kesehatan,” pungkasnya.(yayan/*)