Petunjuk dari Ikan yang Hidup Kembali: Jejak Ilmu dan Keajaiban di Dasar Laut

Petunjuk dari Ikan yang Hidup Kembali: Jejak Ilmu dan Keajaiban di Dasar Laut. Foto/net--

Radarlambar.bacakoran.co -Suatu ketika, dua pejalan kaki melangkah menyusuri tepian laut dalam perjalanan panjang yang dipenuhi misi suci. Di pundak mereka tergantung bekal, di antaranya seekor ikan yang tampaknya tak lebih dari bahan santapan. Tapi, laut menyimpan kejutan. Di titik pertemuan dua lautan, si ikan mendadak hidup kembali dan meluncur ke air, meninggalkan jejak seperti terowongan cahaya di permukaan laut.

Bagi Musa dan muridnya, itu bukan sekadar insiden aneh. Itu adalah tanda. Pertanda bahwa mereka telah sampai di tempat yang ditunjuk Tuhan. Di sana, mereka akhirnya berjumpa dengan seorang lelaki misterius bernama Khidir—sang penjaga hikmah tersembunyi yang membuka tabir ilmu-ilmu yang tidak bisa dijangkau oleh akal semata. Sebuah pertemuan yang memulai pelajaran tentang sabar, takdir, dan kebijaksanaan ilahi yang tak selalu bisa dinalar manusia.

Menariknya, ikan yang disebut dalam kisah itu tak hanya hidup dalam kitab-kitab suci, tapi juga di perairan nyata. Ikan sebelah, begitu ia dikenal, adalah makhluk laut yang penampilannya saja sudah cukup untuk menimbulkan keheranan.

Wajah Asimetris Sang Penjelajah Dasar Laut
Ikan sebelah atau flatfish memiliki tubuh pipih dengan dua mata yang menempel di satu sisi kepala. Uniknya, bentuk ini bukanlah bawaan lahir. Mereka lahir simetris, seperti ikan pada umumnya. Namun, saat dewasa, salah satu mata mereka bermigrasi secara perlahan ke sisi lainnya. Proses ini disertai dengan perubahan bentuk tengkorak dan orientasi tubuh yang dramatis, sehingga mereka berbaring miring di dasar laut, menyatu dengan sedimen.

Dalam waktu kurang dari dua minggu setelah menetas, ikan kecil ini akan mengalami metamorfosis besar. Mata mereka berpindah sisi, tubuh berubah, dan gaya hidup pun beralih dari pelagis (berenang bebas) menjadi bentik (hidup di dasar laut). Di sinilah mereka belajar menyatu dengan pasir, lumpur, bahkan bayangan.

Kamuflase dan Strategi Bertahan
Ikan sebelah bukan hanya ahli menyamar, mereka adalah seniman kamuflase sejati. Tubuh mereka bisa menyesuaikan warna dengan lingkungan sekitar, membantu mereka menghindari predator atau menyergap mangsa. Beberapa bahkan mampu menampilkan pola seperti cacing beracun atau bintik mata sebagai bentuk pertahanan diri.

Saat berbaring di dasar laut, mereka menggunakan gerakan mengombak untuk menyemprotkan pasir ke atas tubuhnya, mengubur diri seolah menghilang dari dunia. Mata mereka, satu-satunya yang terlihat, tetap waspada, bisa bergerak bebas untuk memindai sekeliling.

Keberagaman dan Persebaran Global
Secara ilmiah, ikan sebelah tergolong dalam ordo Carangiformes, subordo Pleuronectoidei. Mereka tersebar di seluruh lautan dunia, dari perairan tropis hingga kutub, dari zona pasang surut hingga kedalaman lebih dari dua kilometer. Beberapa spesies bahkan mampu hidup di air payau atau tawar.

Ada ratusan spesies yang tercatat, termasuk flounder bermata kiri, ikan lidah, hingga halibut raksasa yang beratnya bisa menyaingi seorang manusia dewasa. Sisi tubuh yang menghadap ke dasar laut biasanya tidak berpigmen, sementara sisi yang menghadap ke atas dihiasi warna dan pola sebagai alat adaptasi.

Peran Penting dalam Ekosistem
Sebagai predator dasar laut, ikan sebelah memangsa udang, cacing, hingga ikan-ikan kecil. Pola makan mereka berubah seiring usia, menandakan peran mereka yang semakin besar dalam rantai makanan. Mereka juga menjadi penghubung penting dalam aliran energi laut, mengubah biomassa bentik menjadi santapan bagi predator lebih besar—termasuk manusia.

Namun, populasi mereka sangat sensitif terhadap perubahan suhu, polusi, dan kerusakan habitat akibat aktivitas manusia. Metode penangkapan destruktif seperti pukat dasar telah menyebabkan penurunan tajam jumlah mereka, terutama di perairan Atlantik. Ikan sebelah juga dianggap sebagai bioindikator, karena perubahan jumlah mereka mencerminkan kondisi kesehatan ekosistem dasar laut.

Ketika Ikan Menjadi Simbol
Ikan sebelah bukan hanya bagian dari ekologi laut, mereka juga menyimpan pesan spiritual dan simbolik. Dari kisah Musa hingga pelajaran tentang adaptasi ekstrem, mereka mengajarkan bahwa kehidupan—baik di darat maupun di laut—selalu menghadirkan perubahan, ketidakpastian, dan keajaiban yang tersembunyi.

Mereka hidup tak seperti ikan pada umumnya. Mata mereka tidak seimbang, tubuh mereka melenceng dari simetri. Tapi justru dari keanehan itu, mereka bertahan dan menguasai dunia yang sunyi di dasar samudra. Sebuah ironi evolusi sekaligus pelajaran bahwa bentuk sempurna tak selalu simetris, dan ilmu sejati kadang datang dari arah yang tak terduga. (*)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan