Rusia Lancarkan Serangan Udara Besar ke Ukraina, 400 Drone dan Rudal Hantam Infrastruktur Energi

Rusia Lancarkan Serangan Udara Besar ke Ukraina, 400 Drone dan Rudal Hantam Infrastruktur Energi. Foto/net--

Radarlambbar.bacakorna.co – Rusia kembali menggempur Ukraina dengan serangan udara besar-besaran pada Rabu dini hari (16/7/2025). Ledakan terdengar di berbagai kota tak lama sebelum pukul 01.00 waktu setempat, menandai gelombang serangan terbaru yang menyasar infrastruktur sipil dan energi.

Angkatan Udara Ukraina melaporkan, total 400 unit serangan diluncurkan Rusia, terdiri dari 255 drone kamikaze Shahed dan satu rudal balistik Iskander-M. Dari jumlah tersebut, 198 drone berhasil ditembak jatuh, sementara sisanya dilaporkan hilang dari radar atau digagalkan melalui perang elektronik. Serangan menghantam sedikitnya 12 lokasi di Ukraina.

Kota Kharkiv menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak. Dalam kurun waktu 20 menit, terjadi 17 ledakan yang menghantam fasilitas sipil di Distrik Kyivskyi, memicu kebakaran hebat. Seorang pria berusia 54 tahun dilaporkan terluka akibat serangan tersebut.

Di Kryvyi Rih, kampung halaman Presiden Volodymyr Zelensky, serangan Rusia menyebabkan pemadaman listrik berskala besar. Pihak administrasi militer setempat menyebut perbaikan sedang berlangsung, dengan upaya memulihkan pasokan listrik secepat mungkin. Sedikitnya 15 orang dilaporkan terluka.

Vinnytsia Oblast juga tak luput dari gempuran. Serangan drone menghantam dua fasilitas industri, menyebabkan kebakaran besar dan kerusakan pada empat bangunan tempat tinggal. Delapan orang harus dilarikan ke rumah sakit. Ledakan serupa dilaporkan di kota Izmail, Odesa Oblast.

Serangan ini melanjutkan tren peningkatan intensitas serangan udara Rusia sejak akhir musim semi. Hanya sepekan sebelumnya, Rusia telah meluncurkan lebih dari 1.800 drone jarak jauh, 1.200 bom luncur, dan 83 rudal ke Ukraina. Serangan terbesar tercatat pada 9 Juli lalu ketika Rusia mengerahkan 728 drone Shahed bersama rudal jelajah Kh-101, Iskander-K, dan rudal balistik Kinzhal.

Sementara itu, dinamika geopolitik turut memanas. Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya memberi ultimatum 50 hari kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyepakati perjanjian damai atau menghadapi tarif 100 persen terhadap negara-negara yang membeli produk Rusia. Namun, Trump kemudian menarik ucapannya dan mengonfirmasi bahwa AS telah mengirim sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina dari Jerman, dengan biaya yang akan diganti oleh negara-negara anggota NATO.

Di Gedung Putih, Trump juga mengungkap rencana penjualan senjata canggih kepada sekutu NATO untuk memperkuat pertahanan Ukraina. (*)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan