Laba Nvidia Melejit 56%, Saham Turun Usai Pendapatan Data Center Meleset

Founder sekaligus CEO perusahaan teknologi Nvidia, Jen-Hsun Huang. Foto Tangkapan Layar Youtube/NVdia--

Radarlambar.bacakoran.co – Raksasa chip grafis Nvidia kembali melaporkan kinerja di atas ekspektasi pada kuartal II-2025. Laba dan pendapatan tumbuh lebih dari 50% dibandingkan tahun sebelumnya, memperpanjang tren kenaikan sembilan kuartal berturut-turut sejak ledakan generative AI pada 2023.

Berdasarkan data survei LSEG, laba per saham Nvidia tercatat US$1,05 atau Rp17.100, lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar US$1,01. Sementara pendapatan mencapai US$46,74 miliar atau Rp764,8 triliun, juga melampaui estimasi pasar sebesar US$46,06 miliar.

Kinerja impresif itu membuat pendapatan bersih Nvidia naik 59% menjadi US$26,42 miliar (Rp432,1 triliun), dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$16,6 miliar.

Namun, meski catatan keuangan kuat, saham Nvidia justru terkoreksi dalam perdagangan. CNBC International melaporkan, pelemahan dipicu kekecewaan investor terhadap unit data center, yang dua kuartal berturut-turut meleset dari perkiraan.

Efek penurunan saham juga berdampak pada kekayaan CEO Nvidia, Jensen Huang. Forbes mencatat harta Huang turun 0,09% pada 28 Agustus 2025 menjadi US$157,7 miliar (Rp2.576 triliun). Kekayaan sang pendiri Nvidia terpangkas US$146 juta (Rp2,3 triliun) dalam sehari.

Manajemen Nvidia tetap optimistis. Perusahaan memperkirakan pendapatan kuartal III naik menjadi US$54 miliar (Rp883,2 triliun), di atas proyeksi analis yang mematok US$53,1 miliar.

Meski demikian, angka tersebut belum memasukkan potensi penjualan chip H20, prosesor khusus yang dirancang agar sesuai dengan aturan ekspor Amerika Serikat ke China. CEO Nvidia Jensen Huang sempat bertemu Presiden AS Donald Trump untuk membahas lisensi ekspor, namun hingga kini penjualan H20 belum terealisasi.

CFO Nvidia, Colette Kress, menegaskan jika kondisi geopolitik mendukung, chip H20 dapat menghasilkan tambahan pendapatan US$2–5 miliar (Rp32,7–81,7 triliun).

Dengan momentum AI yang masih kuat, Nvidia berpeluang mempertahankan posisi dominan di pasar chip global. Namun, ketergantungan pada data center dan ketidakpastian geopolitik China-AS masih menjadi tantangan utama.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan