Dorong Kemandirian, DT2KP Gelar Pelatihan Bengkel di Wilayah Eks Transmigran

PELATIHAN : DT2KP Pesisir Barat gelar pelatihan perbengkelan di wilayah eks transmigrasi. Foto Dok --
PESISIR TENGAH - Upaya meningkatkan kemandirian masyarakat di kawasan eks transmigrasi terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar). Salah satunya melalui Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, dan Perindustrian (DT2KP) dengan menggelar pelatihan bengkel bagi warga di wilayah eks transmigrasi, Selasa, 2 September 2025. Kegiatan itu dipusatkan di Aula Hotel Kurma, Pekon Seray, Kecamatan Pesisir Tengah yang diikuti oleh peserta dari empat pekon wilayah eks transmigrasi.
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala DT2KP Pesbar Amrulhaq, S.E., didampingi Kabid Transmigrasi, Anton Fikri, S.H., Camat Ngambur Nopron Yosep, S.Sos., para peratin, serta perwakilan masyarakat yang menjadi kelompok usaha dari wilayah eks transmigrasi yakni Pekon Ulok Mukti (SP-2), Pekon Bumi Ratu (SP-3), Pekon Mon (SP-4) dan Pekon Gedung Cahya Kuningan (SP-6).
Dalam sambutannya, Kepala DT2KP Pesbar, Amrulhaq mengatakan bahwa pelatihan bengkel itu menjadi bagian dari program penguatan infrastruktur sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat. Melalui kegiatan itu, pihaknya ingin membuka peluang baru bagi warga eks transmigran agar mampu membentuk kelompok usaha yang mandiri dan berdaya saing.
“Pelatihan ini diikuti 20 orang peserta, masing-masing pekon mengirimkan lima perwakilan. Materi yang diberikan cukup beragam, mulai dari teknik dasar mekanik hingga pengenalan sistem mesin kendaraan bermotor, baik dua tak maupun empat tak,” katanya.
Dijelaskannya, kegiatan tersebut tidak hanya berhenti pada pemberian teori, melainkan diarahkan agar peserta dapat membentuk kelompok usaha di bidang jasa perbengkelan. Menurutnya, peluang usaha bengkel di wilayah transmigrasi cukup besar mengingat tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan perbaikan kendaraan.
“Tujuannya agar kelompok usaha yang terbentuk bisa berjalan maksimal, menjadi alternatif pekerjaan baru, sekaligus menambah penghasilan bagi masyarakat eks transmigrasi,” jelasnya.
Dengan begitu, kata dia, mereka tidak hanya bergantung pada sektor pertanian, tetapi juga memiliki keterampilan lain yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Karena itu, pengelolaan kelompok usaha secara berkesinambungan juga sangat penting. Sehingga diharapkan peserta tidak hanya berhenti pada tahap belajar, melainkan juga mampu mengembangkan kemampuan yang sudah diperoleh menjadi unit usaha produktif. Untuk mendukung hal itu, DT2KP turut memberikan bantuan berupa peralatan dan barang sesuai kebutuhan kelompok.
“Bantuan itu kami sesuaikan dengan kondisi di lapangan. Harapannya, alat yang diserahkan benar-benar dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan usaha dan tidak berhenti hanya sebagai simbol,” ujarnya.
Ditambahkannya, melalui rangkaian kegiatan ini, Pemkab Pesbar berharap tercipta kemandirian masyarakat transmigran yang selama ini dikenal mengandalkan sektor pertanian. Dengan tambahan keterampilan di bidang bengkel, mereka diharapkan mampu lebih adaptif menghadapi perkembangan zaman dan kebutuhan ekonomi.
“Kita berharap pelatihan bengkel maupun bantuan yang diberikan kepada kelompok usaha di wilayah eks transmigrasi ini bisa berkembang maksimal, sehingga betul-betul memberi dampak positif bagi kesejahteraan warga,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Transmigrasi DT2KP Pesbar, Anton Fikri, juga menyampaikan bahwa program pengembangan masyarakat wilayah eks transmigrasi menjadi salah satu prioritas. Bahkan menurutnya, pemerintah menyadari bahwa masyarakat eks transmigrasi perlu terus didorong agar bisa mandiri, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.
“Dengan adanya keterampilan baru, mereka diharapkan tidak lagi kesulitan mencari lapangan pekerjaan. Justru sebaliknya, bisa menciptakan peluang usaha sendiri, bahkan membuka lapangan kerja bagi orang lain,” pungkasnya. (yayan/*)