ESDM Pastikan Tak Ada Lagi Kelangkaan BBM pada 2026

Kementerian ESDM berjanji tak akan ada kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) lagi tahun depan. Foto CNN Indonesia--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang sempat melanda SPBU swasta pada 2025 tidak akan terulang tahun depan. Pemerintah telah meminta data penyaluran dan kebutuhan dari seluruh badan usaha (BU) swasta untuk dijadikan dasar dalam menetapkan kuota 2026.
Langkah ini ditempuh setelah sejumlah operator asing seperti Shell Indonesia, BP AKR, dan Vivo Energy mengalami kekurangan pasokan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi paling parah dialami Shell yang sejak Agustus lalu hanya mampu menjaga ketersediaan BBM di lima dari 197 SPBU miliknya, dan itupun dengan stok sangat terbatas.
Situasi serupa juga terjadi pada jaringan BP AKR yang memperkirakan stok hanya bertahan hingga akhir bulan. Vivo Energy menghadapi masalah yang sama, di mana sebagian besar varian BBM sudah habis, menyisakan jenis RON 92 yang diperkirakan akan lenyap dari pasar pada pertengahan Oktober.
Kementerian ESDM menilai kelangkaan tersebut terjadi karena ketidakseimbangan antara kuota dan kebutuhan aktual badan usaha swasta. Penetapan kuota pada tahun sebelumnya tidak didukung oleh data yang komprehensif, sehingga stok cepat menipis sebelum akhir tahun. Dengan pengumpulan data yang lebih terperinci, pemerintah berharap distribusi kuota 2026 lebih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan konsumsi masyarakat.
Fenomena kelangkaan ini turut menimbulkan implikasi sosial dan bisnis. Di sejumlah titik, SPBU swasta terpaksa mengalihkan kegiatan usahanya, bahkan menjual produk di luar sektor energi untuk menutup biaya operasional. Bagi konsumen, berkurangnya alternatif pasokan menambah ketergantungan pada Pertamina sebagai pemain dominan.
Kebijakan baru yang disiapkan ESDM tidak hanya bertujuan menghindari kelangkaan, tetapi juga untuk menata kembali peran badan usaha swasta dalam distribusi energi nasional. Pemerintah berharap distribusi kuota yang lebih akurat akan memperkuat iklim persaingan sehat sekaligus menjaga ketersediaan energi hingga akhir tahun berjalan.
Jika langkah ini berjalan sesuai rencana, 2026 bisa menjadi momentum pemulihan kepercayaan terhadap jaringan SPBU swasta, yang selama ini diharapkan menjadi penyeimbang dominasi Pertamina dan memberi pilihan lebih luas bagi konsumen.(*/edi)