PHR Hemat Rp762 M Berkat Manfaatkan AI Kelola Ribuan Sumur

PHR memanfaatkan teknologi DICE sejak 2023 untuk pemantauan terintegrasi dan realtime mulai dari pengeboran, pengapalan, lifting hingga operasional produksi. Foto ANTARA--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Inovasi digital yang diterapkan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) membuahkan hasil besar. Melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Wilayah Kerja (WK) Rokan, perusahaan berhasil menekan biaya operasional hingga ratusan miliar rupiah. Digitalisasi ini dilakukan lewat fasilitas Digital & Innovation Center (DICE) di Rumbai, Pekanbaru, yang menjadi pusat kendali aktivitas hulu migas secara terintegrasi.

DICE berperan sebagai otak pengawasan operasi PHR, memantau seluruh kegiatan di lapangan mulai dari pengeboran, pengapalan, lifting, hingga produksi secara real time. Langkah ini membuat proses pengambilan keputusan di lapangan lebih cepat dan akurat.

Operation Head Subsurface Development & Planning Zona Rokan, Mochamad Taufan, menyebut teknologi AI menjadi bagian dari program Optimization Upstream (OPTIMUS) di lingkungan Subholding Upstream Pertamina. Program ini menargetkan efisiensi operasional hingga US$46 juta atau sekitar Rp762 miliar pada akhir 2025.

“Pemanfaatan AI membantu kami mengintegrasikan ribuan data operasional menjadi rekomendasi cepat dan presisi untuk menjaga performa produksi,” ujar Taufan di fasilitas DICE, Kamis (16/10).

Teknologi digital ini, kata Taufan, telah mengubah cara kerja di WK Rokan yang memiliki karakter operasional luas dan kompleks. Dengan bantuan AI, laju penurunan produksi minyak berhasil ditekan signifikan—dari sekitar 11 persen per tahun sebelum alih kelola menjadi nyaris nol persen.

Fasilitas DICE sendiri dilengkapi 66 layar besar yang menampilkan berbagai dashboard digital. Informasi yang tersaji mencakup aktivitas pengeboran, jadwal terintegrasi, pembangunan fasilitas sumur, hingga pengelolaan jaringan pipa dan produksi harian. Data-data tersebut menjadi bahan utama manajemen dalam menetapkan keputusan strategis.

Wilayah Kerja Rokan mencakup area seluas 6.400 kilometer persegi dengan 12.600 sumur aktif, 35 stasiun pengumpul, 13.200 kilometer jaringan pipa alir, dan 500 kilometer jaringan shipping line. Setiap tahun, PHR mengebor sekitar 500 sumur pengembangan—lebih dari setengah total pengeboran sumur di Indonesia.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa WK Rokan merupakan tulang punggung produksi migas nasional, menyumbang sekitar 26 persen total produksi minyak Indonesia.

“Penerapan AI di WK Rokan bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi juga bentuk komitmen Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional. Kami berupaya agar produksi migas tetap stabil dan efisien di tengah tantangan industri,” ujar Fadjar.

Keberhasilan digitalisasi di Rokan menjadi bukti bahwa sektor hulu migas Indonesia mampu beradaptasi dengan transformasi teknologi. Lebih dari sekadar efisiensi biaya, strategi ini memperkuat posisi Pertamina sebagai perusahaan energi nasional yang mengedepankan inovasi dan ketahanan produksi berkelanjutan.(*/edi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan