SKK Migas Rilis Daftar 10 Produsen Minyak Terbesar Indonesia 2025

Reporter: Edi Prasetya |

Editor: |

Sabtu , 15 Nov 2025 - 17:53

Daftar 10 perusahaan produsen minyak terbesar di Indonesia didominasi anak-anak perusahaan Pertamina. Dok. PT Sepuluh Sumber Anugerah--

skk migas rilis daftar 10 produsen  minyak terbesar indonesia 2025                            radarlambar.bacakoran.co – produksi minyak nasional kembali menunjukkan tren positif pada 2025. satuan kerja khusus pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (skk migas) mengumumkan bahwa hingga 10 november 2025, total produksi minyak indonesia telah mencapai 606 ribu barel per hari (bph). angka tersebut melampaui target anggaran pendapatan dan belanja negara (apbn) 2025 yang dipatok sebesar 605 ribu bph.
kepala skk migas djoko siswanto mengungkapkan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kombinasi antara stabilisasi produksi di lapangan eksisting dan percepatan operasi di beberapa proyek migas baru. “dari exxonmobil, ini per 10 november itu 153.900 bph, dari phr 151.053 bph, dari pertamina ep 68.500 bph,” jelasnya saat rapat bersama komisi xii dpr ri, rabu (12/11).
produksi diproyeksikan lampaui target apbn
djoko menambahkan bahwa hingga akhir tahun lifting minyak diperkirakan berada pada kisaran 606 ribu hingga 607 ribu bph, melewati target yang telah ditetapkan pemerintah. hal ini menurutnya menandai peningkatan efisiensi operasi di lapangan-lapangan tua, khususnya milik pertamina group, serta kontribusi signifikan dari blok cepu yang dikelola exxonmobil.
“kita harapkan rata-rata per tahun itu bisa total lifting-nya nanti sekitar 606 atau 607 ribu barrels oil per day,” ujarnya. ia menilai capaian tersebut juga menjadi gambaran adanya sinergi yang baik antara pemerintah, operator migas, dan dunia usaha, terutama dalam mengoptimalkan produksi di tengah tantangan turunnya cadangan minyak nasional.
sejak mulai berproduksi penuh, lapangan banyu urip di blok cepu selalu menjadi kontributor terbesar produksi minyak nasional. pada 2025, exxonmobil kembali menempati posisi pertama dengan produksi 153.900 bph, atau sekitar 25 persen dari total produksi minyak indonesia. angka tersebut menjadikannya produsen minyak paling dominan selama lebih dari satu dekade.
sementara itu, pertamina hulu rokan (phr) mempertahankan posisi kedua dengan 151.053 bph, hasil dari upaya agresif peningkatan produksi setelah alih kelola blok rokan pada 2021 lalu. phr menjadi kebanggaan nasional karena mampu bersaing ketat dengan exxonmobil.
di posisi berikutnya, pertamina ep memproduksi 68.504 bph, dan beberapa entitas pertamina lainnya seperti onwj, mahakam, oses, dan sanga-sanga turut masuk 10 besar.
daftar 10 produsen minyak terbesar 2025
exxonmobil cepu – 153.900 bph
pertamina hulu rokan (phr) – 151.053 bph
pertamina ep – 68.504 bph
pertamina hulu energi onwj – 25.538 bph
pertamina hulu mahakam (phm) – 23.559 bph
pertamina hulu energi oses – 17.180 bph
petrochina international jabung – 13.212 bph
medco e&p natuna – 16.747 bph
pertamina hulu sanga-sanga – 13.209 bph
bp berau – 7.653 bph
dari daftar tersebut terlihat bahwa pertamina group menguasai tujuh dari sepuluh posisi, mencerminkan semakin kuatnya kontribusi migas nasional terhadap pasokan energi dalam negeri.
tantangan besar: decline rate dan minim eksplorasi
meski kinerja produksi menunjukkan perbaikan, djoko menegaskan bahwa industri hulu migas indonesia tengah menghadapi tantangan serius. salah satunya adalah laju penurunan alamiah (decline rate) lapangan tua yang mencapai 15–20 persen per tahun.
“sukses mempertahankan lifting ini bukan berarti kita aman. tanpa eksplorasi besar-besaran, lifting migas akan turun tajam di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
ia menyoroti perlunya percepatan investasi eksplorasi, penyederhanaan regulasi, serta kerja sama dengan investor global. skk migas menargetkan setidaknya ada 8–10 temuan cadangan signifikan hingga 2030.
ketergantungan yang masih tinggi pada perusahaan asing
meski pertamina semakin mendominasi, posisi puncak exxonmobil menegaskan bahwa peran perusahaan asing masih sangat penting. hal ini menjadi pengingat bahwa indonesia memerlukan iklim investasi yang lebih atraktif agar tetap kompetitif di pasar global.
“investasi migas itu tidak hanya soal cadangan, tetapi soal kepastian,” ujar djoko. ia mengatakan beberapa perusahaan besar sempat menahan ekspansi karena regulasi yang dianggap belum stabil dan proses perizinan yang panjang.
optimisme baru di tengah tantangan energi
di tengah upaya pemerintah mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak, pencapaian produksi tahun ini menjadi sinyal positif. selain mendukung stabilitas energi nasional, produksi yang meningkat juga memberikan dampak langsung bagi penerimaan negara, baik melalui penerimaan negara bukan pajak (pnbp) maupun pajak migas.
djoko menegaskan bahwa skk migas akan terus menjaga komunikasi dengan seluruh kontraktor kontrak kerja sama (kkks), termasuk mendorong teknologi terbaru seperti enhanced oil recovery (eor), chemical injection, hingga digitalisasi lapangan migas.
“kita ingin industri ini lebih adaptif dan kompetitif. dengan sinergi yang kuat, produksi bisa terus kita jaga,” katanya.(*/edi)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Lambar - Edisi Minggu, 16 November 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan