Dinkes Upayakan Tekan Kasus AKI-AKB Dengan Maksimal
Ilustrasi AKI AKB--
PESISIR TENGAH – Dinas Kesehatan (Dinkes), Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), tahun ini kembali memaksimalkan upaya menekan kasus angka kematian ibu dan angka kematian bayi di wiayah kabupaten setempat.
Kabid Kesehatan Masyarakat, Arfi Julizar, S. Km., mendampingi Plt. Kadiskes Pesbar, Suryadi, S. Ip., mengatakan kasus kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti pendarahan pasca melahirkan, tekanan darah tinggi, infeksi hingga penyakit penyerta lainnya.
“ Penyakit penyerta yang menyebabkan ibu meninggal saat melahirkan seperti penyakit jantung, darah tinggi, karena itu kita terus memaksimalkan sosialisasi ke masyarakat terkait sejumlah penyakit itu,” kata dia.
Dijelaskannya, para ibu yang memiliki penyakit penyerta dan tidak diperkenankan lagi untuk hamil karena sangat riskan meninggal saat melahirkan, karena itu edukasi kepada ibu hamil rutin dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
“ Banyak faktor yang menyebabkan angka kematian ibu masih terjadi di Kabupaten Pesbar. sejumlah faktor itu yang menjadi perhatian untuk dipahami bersama agar kasus serupa tidak terulang kembali,” jelasnya.
Sementara itu, untuk kasus kematian bayi dipengaruhi oleh sejumlah faktor sepertu asfiksia, berat badan bayi lahir rendah serta ada kelainan bayi bawaan yang membuat bayi meninggal dunia saat baru dilahirkan.
“ Banyak faktor yang menyababkan bayi meninggal saat baru lahir. Faktor-faktor tersebut juga harus di pahami oleh masyarakat agar kasus kematian bayi dapat ditekan pada tahun ini,” terangnya.
Dikatakannya, dalam upaya menekan kasus kematian ibu dan bayi itu, pihaknya telah menetapkan lima strategi operasional seperti penguatan puskesmas dan jaringannya, penguatan managemen program dan sistem rujukan, meningkatkan peran serta masyarakat, kerjasama dan kemitraan serta kegiatan akselerasi yang terkoordinir.
“ Deteksi dini kelainan pada ibu dan bayi itu yang penting, sehingga bisa diketahui penyakit penyerta pada ibu dan penyakit bawaan pada bayi, dan meningkatkan jejaring pelayanan mulai dari bidan desa,” pungkasnya. *