Radarlambar.bacakoa.co – Nama Jack Ma, pendiri raksasa e-commerce Alibaba, dikenal sebagai salah satu tokoh terkaya di China. Namun, kondisi ekonominya kini mengalami perubahan drastis.
Sebelum 2020, Jack Ma mencapai puncak kesuksesannya dengan kekayaan mencapai USD 61,2 miliar (sekitar Rp 1 triliun), sebagian besar dari kepemilikan saham di Alibaba dan Ant Financial. Ia menguasai sekitar 4,8 persen saham di Alibaba, perusahaan e-commerce terbesar di China.
Namun, situasinya berubah pada akhir 2020 setelah Jack Ma secara terbuka mengkritik sistem keuangan China, yang menimbulkan ketegangan dengan pihak berwenang. Sejak saat itu, ia semakin jarang muncul di hadapan publik, sementara regulasi yang lebih ketat terhadap Alibaba dan Ant Financial menyebabkan penurunan nilai kedua perusahaan tersebut.
Empat tahun kemudian, kekayaan Jack Ma memang masih cukup besar, meskipun berkurang hingga USD 25 miliar, seperti dilaporkan oleh Forbes pada Sabtu (2/11/2024). Ini berarti kekayaannya telah turun lebih dari USD 35 miliar dibandingkan saat puncaknya pada 2020.
Kini, Jack Ma dikabarkan lebih memilih menikmati masa tuanya dengan tenang. Meskipun hartanya menurun, ia tetap berada di jajaran orang-orang terkaya di China.
Pada 2016, saat berbicara di St. Petersburg International Economic Forum di Rusia, Jack Ma pernah mengakui bahwa mendirikan Alibaba mungkin adalah keputusan terbesar dalam hidupnya yang diikuti oleh tanggung jawab besar. "Kesalahan terbesarku adalah mendirikan Alibaba. Aku tidak pernah membayangkan hal ini akan sepenuhnya mengubah hidupku," ungkapnya. Ma bahkan menambahkan bahwa jika diberi kesempatan dalam kehidupan berikutnya, ia mungkin akan memilih jalan hidup yang berbeda dan menghindari kesibukan mengelola bisnis besar.
Kini, Jack Ma memilih fokus menikmati hidup dan hasil usahanya selama ini. (*)