Radarlambar.Bacakoran.co – Presiden China, Xi Jinping, mengadakan pertemuan penting dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pasifik di Lima, Peru, pada Sabtu, 16 November 2024. Pertemuan ini berlangsung di tengah ketidakpastian mengenai arah hubungan diplomatik antara kedua negara, mengingat transisi kepemimpinan yang akan terjadi di Gedung Putih pada Januari mendatang dengan kembalinya Donald Trump sebagai Presiden.
Dalam pertemuan yang penuh pengharapan ini, Xi Jinping menyatakan kesiapan China untuk bekerja sama dengan pemerintahan AS yang baru, yang dipimpin oleh Trump. China berkomitmen untuk menjaga hubungan yang stabil dan konstruktif dengan Amerika Serikat, serta siap untuk memulai babak baru dalam kerja sama yang saling menguntungkan.
Harapan untuk Kerja Sama yang Stabil
Xi Jinping menekankan bahwa tujuan utama China adalah untuk memastikan hubungan yang terus berkembang dengan Amerika Serikat, meski dengan adanya pergantian pemerintahan di Washington. Diakuinya pihaknya siap berkomunikasi secara terbuka dengan pemerintahan baru untuk memperkuat kerjasama di berbagai sektor dan mengelola perbedaan yang ada, demi menciptakan transisi yang mulus dalam hubungan China-AS.
Pertemuan ini, yang berlangsung di sebuah hotel di ibu kota Peru, juga mencerminkan upaya kedua pemimpin untuk meredakan ketegangan yang muncul dalam hubungan bilateral mereka, termasuk isu perdagangan, kebijakan luar negeri, dan masalah Taiwan. Ketegangan yang sempat memuncak selama masa pemerintahan Trump sebelumnya, kini berpotensi kembali mengemuka di bawah kepemimpinan Presiden terpilih tersebut.
Biden: "Persaingan Tidak Boleh Menjadi Konflik"
Di sisi lain, Presiden Biden juga menyoroti pentingnya untuk terus menjaga hubungan yang sehat dengan China meskipun ada persaingan yang jelas di berbagai bidang. Selain itu dirinya mengaku sangat bangga dengan kemajuan yang telah dibuat bersama. Namun, harus tetap memastikan bahwa persaingan itui tidak berubah menjadi konflik terbuka. Tanggungjawab bersama adalah mengelola hubungan itu dengan bijaksana.
Biden menegaskan bahwa meskipun ada banyak tantangan yang harus dihadapi, selama empat tahun terakhir, hubungan antara kedua negara telah menunjukkan bahwa komunikasi dan dialog yang konstruktif dapat membantu mencegah eskalasi lebih lanjut. Bahkan kata dia, pihaknya telah membuktikan bahwa meski berbeda, kedua negara bisa menjalin hubungan yang produktif.
Menyongsong Transisi yang Menantang
Perjalanan diplomatik yang dilakukan oleh kedua pemimpin ini menandai fase penting dalam hubungan China-AS yang penuh dinamika. Dengan pemilu yang membawa Trump kembali ke tampuk kekuasaan, banyak yang meramalkan bahwa ketegangan baru dalam hubungan bilateral ini mungkin akan meningkat, terutama terkait isu-isu sensitif seperti perdagangan dan kebijakan terhadap Taiwan.
Namun, pertemuan ini memberikan secercah harapan bahwa meskipun ada tantangan besar, komunikasi terbuka dan kesediaan untuk bekerja sama masih dapat membuka jalan untuk hubungan yang lebih stabil dan konstruktif di masa depan.
Kategori :