Radarlambar.bacakoran.co - Ukraina menghadapi peningkatan intensitas serangan rudal balistik yang diduga dipasok oleh Korea Utara untuk mendukung Rusia.
Dilaporkan oleh sumber internasional, Rusia telah meluncurkan sekitar 60 rudal KN-23 buatan Korea Utara sepanjang tahun ini, hampir sepertiga dari total 194 rudal balistik yang menghantam Ukraina.
Serangan ini tercatat meningkat tajam sejak pertengahan tahun, terutama pada bulan Agustus dan September, saat Ukraina mengungkapkan secara terbuka penggunaan rudal tersebut.
Penjabat Kepala Komunikasi Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ignat, menyatakan bahwa Rusia lebih sering menggunakan rudal balistik dan drone serang dibandingkan rudal jelajah dalam beberapa bulan terakhir. "Bahkan sejak musim semi intensitas penggunaan rudal balistik meningkat signifikan," katanya.
Dukungan Korea Utara kepada Rusia tidak hanya dalam bentuk senjata, tetapi juga pengiriman personel militer. Sebanyak 11.000 tentara dilaporkan dikerahkan ke wilayah Kursk Rusia.
Menurut analisis Komisi Anti-Korupsi Independen Ukraina (NAKO), sebagian besar komponen dalam rudal Korea Utara berasal dari perusahaan Barat. Sebanyak sembilan produsen dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris terlibat dalam produksi komponen penting rudal KN-23/24. Bahkan beberapa di antaranya justru diproduksi pada tahun 2023.
"Komponen utama rudal ini, seperti sistem elektronik dan pengarah, adalah buatan luar negeri," ujar Andriy Kulchytskyi, Kepala Laboratorium Riset Militer di Kyiv. "Satu-satunya bagian buatan Korea Utara hanyalah material logamnya, yang terkenal mudah berkarat."
Sebuah laporan terpisah oleh Conflict Armament Research (CAR) juga mengungkap bahwa mayoritas komponen rudal Korea Utara yang digunakan di Ukraina berasal dari perusahaan berbasis di Amerika Serikat.