Medvedev Sebut Sanksi AS terhadap Minyak Rusia Tindakan Perang

Medvedev Sebut Sanksi AS terhadap Minyak Rusia Tindakan Perang--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev menilai sanksi terbaru Amerika Serikat terhadap sektor minyak Rusia sebagai tindakan perang. Ia menegaskan keputusan itu merupakan serangan langsung terhadap kepentingan ekonomi dan strategis Moskwa.

 

Sanksi AS menargetkan dua perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil, yang memicu kenaikan harga minyak dunia lebih dari tiga persen. Langkah ini juga membuat India mempertimbangkan pengurangan impor minyak dari Rusia, sementara Uni Eropa memperluas paket sanksi termasuk pelarangan impor gas alam cair dan pengawasan kapal tanker minyak.

 

Langkah Washington dan Brussels bertujuan menekan Presiden Rusia Vladimir Putin agar bersedia bernegosiasi dan mengakhiri perang di Ukraina. Meski demikian, Kremlin menegaskan tujuan Rusia di Ukraina tidak berubah dan menilai sanksi itu kontraproduktif terhadap upaya perdamaian.

 

Ekonomi Rusia masih sangat bergantung pada sektor energi, yang menyumbang seperempat anggaran negara dan menjadi sumber utama pendanaan operasi militer. Pendapatan dari minyak dan gas turun sekitar 21 persen dibanding tahun sebelumnya, namun sebagian besar berasal dari pajak produksi, sehingga dampak langsung terhadap kas negara relatif terbatas.

 

Kementerian Keuangan AS memberi waktu hingga 21 November bagi perusahaan global untuk menghentikan transaksi dengan produsen minyak Rusia. Analis memperkirakan Rusia mungkin menawarkan diskon lebih besar terhadap minyaknya untuk mengimbangi risiko sanksi sekunder, meski harga minyak global yang tinggi dapat menahan dampak negatif tersebut terhadap ekonomi Rusia dan nilai rubel.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan