Radarlambar.bacakoran.co -Maulana Haqiqi adalah contoh inspiratif seseorang yang mampu memutuskan rantai kemiskinan meskipun usianya belum mencapai 30 tahun. Lahir di Lumajang, Jawa Timur, ia berhasil meraih kesuksesan di dunia usaha, khususnya di sektor tambang galian C, yang mencakup pasir besi. Meskipun berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi yang sederhana, Haqiqi menunjukkan tekad yang kuat untuk meraih cita-citanya.
Haqiqi mendapatkan kesempatan kuliah berkat beasiswa Bidikmisi (sekarang disebut KIP Kuliah Merdeka) pada tahun 2013. Beasiswa ini memberinya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB), dan ia lulus pada tahun 2017. Pada saat itu, biaya hidup yang ia terima dari beasiswa cukup terbatas, hanya sekitar Rp 950.000 per bulan. Untuk menghemat pengeluaran, Haqiqi membawa bekal ikan asin yang dibuat oleh ibunya di kampung halaman, yang dapat ia konsumsi selama berbulan-bulan.
Sejak kecil, Haqiqi selalu menunjukkan prestasi yang luar biasa, bahkan mendapatkan biaya pendidikan gratis berkat kecemerlangannya. Namun, meskipun mengalami kesulitan finansial, ia tidak pernah menyerah untuk melanjutkan pendidikan. Ketika memasuki dunia perkuliahan, ia aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan, termasuk menjabat sebagai Ketua Angkatan Mahasiswa FTTM 2013 dan Ketua Asrama Sangkuriang. Selain itu, Haqiqi juga menjadi pengajar les privat fisika di Masjid Salman ITB, yang memberikan tambahan penghasilan.
Setelah lulus kuliah, Haqiqi mulai terjun ke dunia usaha tambang, dimulai dengan membantu pengusaha tambang di Kabupaten Lumajang dalam urusan perizinan dan pembebasan lahan. Dari pengalaman ini, ia mengumpulkan pengetahuan dan jaringan yang diperlukan untuk memulai usaha tambangnya sendiri. Pada tahun 2022, Haqiqi memulai bisnis pertambangan galian C secara mandiri dan mulai berproduksi pada tahun 2023.
Selain sukses di bidang bisnis, Haqiqi juga memiliki kehidupan pribadi yang menarik. Ia menikah dengan Ulianaci, seorang wanita berkebangsaan Rusia yang juga merupakan lulusan ITB. Ulianaci telah menjadi mualaf sejak tahun 2017 dan kini aktif sebagai selebgram, sering membagikan konten dengan busana muslimah yang menghibur.
Kesuksesan Haqiqi merupakan bukti bahwa dengan kerja keras, semangat untuk terus belajar, dan keberanian untuk mengambil risiko, seseorang dapat meraih impian meskipun berasal dari latar belakang yang terbatas. (*)
Kategori :