Radarlambar.Bacakoran.co - Turki menyatakan kesediaannya untuk menampung sejumlah tahanan Palestina yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara Israel, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Tel Aviv di Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Hakan Fidan, saat kunjungan resmi ke Qatar pada Minggu 2 Februari 2025.
Dalam konferensi pers yang berlangsung di Doha, Fidan menegaskan bahwa keputusan ini mendapatkan dukungan penuh dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. "Presiden kami telah menyatakan bahwa kami siap untuk menampung sejumlah warga Palestina yang telah dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian ini," ujar Fidan. Menlu Turki juga menambahkan bahwa Turki, bersama negara-negara lainnya, berkomitmen untuk memastikan bahwa perjanjian gencatan senjata tersebut tetap berjalan.
Perjanjian gencatan senjata tersebut, yang dimulai dengan tahap pertama, mengutamakan pembebasan 33 sandera Israel yang ditahan oleh Hamas, yang kemudian ditukarkan dengan sekitar 1.900 tahanan Palestina yang dipenjara di Israel. Sebagian besar dari tahanan Palestina yang dibebaskan ini akan diasingkan setelah dibebaskan, meskipun destinasi mereka belum diumumkan secara jelas.
Pada Sabtu 1 Februari 2025 kemarin, Israel membebaskan 183 tahanan Palestina, yang ditukarkan dengan tiga sandera Israel yang dibebaskan oleh Hamas. Selain itu, beberapa tahanan Palestina dan satu tahanan asal Mesir juga dideportasi setelah pembebasan mereka.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, yang juga hadir dalam konferensi pers, menyatakan bahwa dirinya dan Hakan Fidan membahas perkembangan situasi di Palestina yang diduduki dan Suriah dalam pertemuan tertutup mereka. Qatar, yang bersama Mesir dan Amerika Serikat berperan sebagai mediator dalam gencatan senjata ini, menyerukan kepada semua pihak untuk mematuhi ketentuan-ketentuan dalam perjanjian dan memulai tahap kedua perundingan.
Tahap pertama gencatan senjata ini, yang telah berlangsung selama 42 hari, dijadwalkan berakhir bulan depan, namun tanggal pasti untuk perundingan tahap kedua antara Hamas dan Israel belum ditentukan. Perundingan tahap kedua diharapkan dapat mengarah pada penyelesaian yang lebih permanen terhadap konflik yang telah berlangsung lama ini.(*)
Kategori :