Israel Tunda Pembebasan 600 Tahanan Palestina, Hamas Mengecam

Senin 24 Feb 2025 - 14:31 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Israel telah menunda pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina yang dijadwalkan pada hari Sabtu, dengan alasan ketidakpuasan terhadap cara pembebasan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas. Hamas mengutuk penundaan tersebut, mengatakan bahwa Israel ingin menghindari kewajibannya sesuai dengan perjanjian gencatan senjata Gaza.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa pembebasan tahanan Palestina akan ditunda sampai Hamas mengakhiri "upacara penghinaan" saat membebaskan tawanan Israel dan mengajukan tuntutan baru yang tidak ada dalam perjanjian gencatan senjata. Hamas sendiri menanggapi bahwa upacara serah terima tawanan tersebut mencerminkan perlakuan manusiawi dan bukan penghinaan.

Lebih dari 400 tahanan Palestina yang dijadwalkan dibebaskan berasal dari Gaza, termasuk wanita dan anak-anak. Beberapa keluarga dari tawanan tersebut menanggapi keputusan Israel dengan rasa marah dan kecewa, mendesak mediator untuk campur tangan agar Israel mematuhi ketentuan perjanjian yang sudah disepakati.


Hamas, kelompok perlawanan Palestina, pada Minggu (23/2), mengecam Israel yang menunda pembebasan tahanan asal Palestina. Hamas menilai penundaan oleh Israel tersebut melanggar kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza serta pertukaran tawanan.

Israel sebelumnya dijadwalkan membebaskan 620 warga Palestina pada Sabtu (22/2) sebagai bagian dari pertukaran tawanan dengan enam sandera yang dibebaskan Hamas. Namun, Israel menunda pembebasan tersebut karena proses penyerahan sandera oleh Hamas dianggap "memalukan".

Pemimpin Hamas, Ezzat Al Rishq, menyatakan bahwa klaim Israel tersebut salah dan lemah, serta bermaksud untuk menghindari kewajiban yang tercantum dalam kesepakatan. Ia menegaskan bahwa upacara penyerahan tawanan seharusnya menunjukkan perlakuan manusiawi terhadap mereka dan bukan penghinaan.

Israel mengungkapkan akan menunda pembebasan hingga penyerahan sandera berikutnya dilakukan tanpa upacara yang "merendahkan". Namun, Rishq menilai bahwa penghinaan yang sesungguhnya adalah perlakuan terhadap tahanan Palestina dalam proses pembebasan mereka, yang sering melibatkan penyiksaan, pemukulan, dan penghinaan lainnya.

Rishq juga menuduh Pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, sengaja menyabotase kesepakatan Gaza dan terang-terangan melanggar perjanjian. Ia mendesak mediator dan komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghormati kesepakatan dan segera membebaskan tahanan Palestina.

Kesepakatan gencatan senjata yang diberlakukan bulan lalu telah menghentikan perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.300 warga Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Kategori :