Gulai Buah Kelor, Hidangan Tradisional yang Langka
Selain pandap, hidangan lain yang cukup menarik adalah gulai buah kelor.
Masakan ini sudah ada sejak zaman nenek moyang dan masih dipertahankan oleh masyarakat setempat.
Kuahnya menyerupai gulai pada umumnya, namun menggunakan buah kelor yang hanya tumbuh secara musiman, terutama di Pulau Pisang.
Seorang penjual di Pasar Way Batu, yang akrab disapa Andung Ina, menjelaskan bahwa harga buah kelor kini semakin mahal, berkisar Rp12.000 untuk delapan buah, dibandingkan dulu yang hanya Rp5.000.
Namun, di Pulau Pisang, harga satu buahnya bisa hanya Rp1.000 karena banyak peminatnya. Meski begitu, masyarakat masih berusaha melestarikan hidangan ini agar tetap dikenal oleh generasi mendatang.
Mengemas Tradisi dengan Sentuhan Modern
Upaya menjaga kuliner tradisional tidak hanya dilakukan dengan mempertahankan resep aslinya, tetapi juga dengan inovasi baru.
Salah satu contohnya adalah kue cucukh, makanan khas yang selalu hadir dalam acara adat.
Susi Herani, seorang pelaku UMKM di Pesisir Barat dan Ketua KWT Srirejeki, berinisiatif mengemas kue cucukh dengan sentuhan modern agar lebih menarik bagi generasi muda dan wisatawan.
Awalnya, kue ini hanya memiliki rasa manis dari gula merah. Namun, kini ia mengembangkan varian rasa seperti jahe dan pandan.
"Kue ini saya kemas dalam toples agar tahan lama dan bisa dipasarkan di pameran, toko, serta melalui media sosial," ujar Susi.
Ia berharap inovasi ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga memperkenalkan warisan kuliner Lampung ke lebih banyak orang, termasuk wisatawan mancanegara.