Lebaran di Indonesia Tahun Ini Berubah Total, Cek Data Terbaru

Selasa 01 Apr 2025 - 02:58 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co– Perayaan Idulfitri 1446 Hijriah pada tahun ini berlangsung dalam suasana yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Momentum yang biasanya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi justru diwarnai berbagai tantangan, terutama akibat perlambatan konsumsi masyarakat dan sejumlah faktor ekonomi lainnya.  

Salah satu indikator utama adalah perputaran uang selama musim Lebaran yang diprediksi mengalami penurunan. Jumlah pemudik yang biasanya menjadi faktor penggerak ekonomi juga menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan hanya mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari total penduduk Indonesia. Angka ini mengalami penurunan sekitar 24% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 193,6 juta orang.  

Selain faktor penurunan jumlah pemudik, kondisi ekonomi yang sedang mengalami tekanan juga berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Banyak keluarga memilih untuk mengurangi pengeluaran karena adanya prioritas lain, seperti biaya pendidikan yang akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan.  

Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi sejak awal tahun turut memperburuk kondisi. Data dari Kementerian Ketenagakerjaan mencatat lebih dari 81 ribu pekerja telah kehilangan pekerjaan hingga Januari 2025. Kondisi ini berdampak langsung pada tingkat konsumsi masyarakat, menyebabkan perlambatan dalam perputaran ekonomi, termasuk di sektor ritel dan perdagangan.  

Penurunan daya beli juga tercermin dari melemahnya indeks tabungan masyarakat, terutama pada kelompok ekonomi menengah ke bawah. Tren ini menunjukkan bahwa semakin banyak individu yang terpaksa menggunakan tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.  

Di sektor perdagangan, impor barang konsumsi juga mengalami penurunan menjelang Ramadan dan Idulfitri. Data menunjukkan bahwa impor barang konsumsi turun lebih dari 10% secara bulanan, dengan penurunan volume mencapai 27%. Barang-barang yang biasanya banyak diimpor untuk kebutuhan Lebaran, seperti buah-buahan, daging, dan bahan pangan lainnya, mengalami penurunan nilai transaksi yang cukup signifikan.  

Selain itu, aktivitas belanja di pusat perbelanjaan juga terlihat lebih sepi dibandingkan dengan periode Lebaran tahun-tahun sebelumnya. Indikasi ini diperkuat oleh data indeks belanja masyarakat yang hanya mengalami pertumbuhan 1,4% secara mingguan pada Maret 2025, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh hampir 5% pada periode yang sama.  

Perlambatan konsumsi ini diperkirakan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, perputaran ekonomi selama Lebaran tahun ini diprediksi tidak akan setinggi tahun sebelumnya, dan pemerintah bersama sektor swasta diharapkan dapat mencari solusi guna mendorong kembali daya beli masyarakat di tengah situasi yang menantang ini.(*)

Kategori :