RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Di balik debur ombak laut Nusantara yang luas, tersimpan potensi pangan yang kerap terlupakan: ikan sarden.
Ikan berukuran kecil ini menyimpan kandungan gizi tinggi dan telah menjadi bagian dari konsumsi masyarakat sejak lama.
Lewat kemasan kaleng yang praktis dan tahan lama, sarden tak hanya menjadi solusi pangan harian, tapi juga berperan penting dalam masa-masa darurat seperti bencana.
Pemerintah Indonesia terus menggencarkan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), bertujuan meningkatkan konsumsi ikan serta kesadaran masyarakat akan manfaatnya sebagai sumber protein utama.
Namun, ironisnya, sebagai negara maritim dengan mayoritas wilayahnya adalah laut, konsumsi ikan nasional masih tergolong rendah.
Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan, konsumsi ikan per kapita di Indonesia pada 2023 baru mencapai 57,61 kilogram.
Sementara itu asupan protein harian masyarakat Indonesia rata sebesar 62,3 gram/kapita dan hanya sekitar 14,8% berasal dari protein hewani, khususnya pada ikan.
Dalam konteks pencapaian target swasembada pangan nasional pada 2029 dan pentingnya peningkatan konsumsi protein hewani, peran produk olahan ikan seperti sarden kalengan menjadi semakin relevan.
Lalu, bagaimana inovasi produsen lokal dapat mendorong kontribusi lebih besar terhadap ketahanan pangan nasional?
Sarden Kalengan: Murah, Praktis, dan Kaya Nutrisi
Protein berperan penting dalam proses pertumbuhan, perbaikan jaringan tubuh, hingga penguatan sistem imun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan protein, sarden kalengan menjadi pilihan cerdas: selain praktis, harganya terjangkau dan kandungan nutrisinya lengkap.
Salah satu produsen lokal yang telah lama hadir di pasar adalah ABC Indonesia. Dengan hampir lima dekade beroperasi, produk Sarden ABC dibuat dari ikan segar tanpa tambahan pengawet.
Proses produksinya mengikuti standar ketat untuk menjaga kandungan gizi seperti Omega 3 dan 6, DHA, Vitamin D, B3, B12, serta mineral seperti kalsium dan fosfor.