PESISIR TENGAH – Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat Lampung melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mencatat hasil produksi kopi jenis robusta pada tahun 2023 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kabid Perkebunan, Zulpikardo, mendampingi Kadis KPP Pesbar, Unzir, S.P., mengatakan hasil produksi kopi robusta pada tahun 2023 sebanyak 2.906 ton sedangkan pada tahun 2022 lalu mencapai 3.031 ton.
“ Secara keseluruhan hasil produksi kopi robusta tahun 2023 di Kabupaten Pesbar mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil produksi kopi pada tahun 2022 yang lalu,” kata dia.
Dijelaskannya, banyak faktor yang mempengaruhi penurunan produksi kopi robusta tersebut diantaranya karena di pengaruhi oleh cuaca yang tidak menentu, sehingga berpengaruh pada produktifitas kopi.
“Akibatnya kata dia, banyak bunga kopi gugur dan layu sebelum menjadi biji, sehingga hasil panen para petani mengalami penurunan, belum lagi adanya fenomena El Nino yang terjadi selama 2023 lalu,” jelasnya.
Menurutnya, meski hasil produksi kopi robusta menurun, namun para petani tetap terbantu dengan tingginya harga jual biji kopi kering di tingkat petani. Bahkan harga tertinggi kopi robusta jenis asalan di tingkat petani pernah tercatat hingga Rp50 ribu per kilogram.
“ Biasanya harga kopi asalan ini Rp20 ribu karena barangnya sedikit jadi naik bahkan pernah mencapai Rp50 ribu per kilogram, dan sekarang turun di kisaran harga Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kilogramnya,” terangnya.
Dikatakannya, luas keseluruhan tanaman kopi robusta di Kabupaten Pesbar mencapai 5.495 hektar, yang mengahasilkan produksi kopi 2.906 ton. Dirinya berharap produksi kopi Pesisir Barat pada tahun 2024 dapat lebih meningkat dan harganya kembali mengalami kenaikan.
“ Mudah-mudahan produksi kopi kita meningkat dan harganya mahal, sehingga bisa membantu petani apalagi musim kopi hanya berlangsung satu tahun sekali,” ujarnya.
Dipaparkannya, kecamatan penghasil kopi terbesar yakni Kecamatan Lemong dengan jumlah 1.041 ton dan dari luasan lahan mencapai 1.975 hektar, di susul Kecamatan Bengkunat seluas 1.035 hektar dengan hasil produksi kopi sebanyak 672 ton.
“ Kemudian, Kecamatan Pesisir Utara dengan hasil 535 ton, Kecamatan Ngaras 258 ton, Kecamatan Ngambur dengan hasil produksi 230 ton, Kecamatan Karya Penggawa 107,4 ton, Kecamatan Pesisir Selatan 61 ton, Kecamatan Krui Selatan 13,78 ton, Pesisir Tengah tujuh ton dan Kecamatan Way Krui 6,7 ton,” pungkasnya. (yogi/*)