Radarlambar.nacakoran.co – Ancaman terhadap perekonomian global kembali mencuat. Para kepala ekonom dunia menyampaikan peringatan serius terkait potensi guncangan ekonomi yang dapat terjadi dalam waktu dekat. Hal ini dipicu oleh kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang dinilai berdampak luas, serta kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang membawa efek ganda terhadap pasar tenaga kerja dan stabilitas ekonomi dunia.
Laporan dari Forum Ekonomi Dunia mengungkapkan bahwa mayoritas ekonom memandang kebijakan perdagangan dan fiskal Amerika Serikat berpotensi memperlambat pengambilan keputusan strategis di berbagai sektor bisnis global. Tak kurang dari 87 persen responden meyakini bahwa arah kebijakan ini bisa meningkatkan risiko resesi global secara signifikan.
Ketidakpastian Global Meningkat
Dalam lanskap ekonomi global saat ini, ketidakpastian terus mendominasi. Sebanyak 82 persen ekonom yang disurvei melihat ketidakpastian dalam skala yang sangat tinggi, dengan kebijakan perdagangan berada di urutan teratas sebagai penyebab utama. Disusul kemudian oleh kebijakan moneter dan fiskal yang tidak kalah berkontribusi terhadap situasi yang tidak menentu.
Dampaknya, indikator ekonomi utama seperti volume perdagangan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), dan investasi asing langsung diperkirakan akan mengalami tekanan besar. Penundaan keputusan strategis oleh pelaku usaha juga disebut berpotensi memperlambat perputaran ekonomi, memperbesar ancaman resesi global dalam waktu dekat.
Beban Utang dan Anggaran Pertahanan
Selain perdagangan, perhatian juga tertuju pada meningkatnya pinjaman pemerintah. Sekitar 86 persen ekonom memperkirakan bahwa negara-negara, baik maju maupun berkembang, akan meningkatkan belanja pertahanan. Namun, pembiayaan untuk sektor ini diperkirakan akan diperoleh dari penambahan utang, yang bisa berdampak negatif terhadap alokasi anggaran untuk layanan publik dan pembangunan infrastruktur.
Kekhawatiran terhadap ketahanan fiskal ini dinilai semakin relevan mengingat banyak negara masih bergulat dengan pemulihan pascapandemi dan tekanan geopolitik yang belum mereda.
AI: Peluang dan Ancaman
Di sisi lain, kecerdasan buatan menjadi sorotan utama sebagai faktor yang memiliki dua sisi. AI dipandang memiliki potensi besar untuk mendorong transformasi ekonomi global, terutama dalam efisiensi proses bisnis dan pertumbuhan sektor teknologi. Namun, hampir separuh dari ekonom yang disurvei memperkirakan akan terjadi pengurangan lapangan pekerjaan secara signifikan dalam sepuluh tahun mendatang, yang menimbulkan keresahan baru di tengah masyarakat global.
Ancaman lainnya adalah potensi penyalahgunaan AI untuk menyebarkan disinformasi dan mengganggu stabilitas sosial. Di samping itu, kekhawatiran muncul terkait konsentrasi kekuatan ekonomi yang berpusat pada segelintir pelaku industri, serta terganggunya model bisnis tradisional yang belum siap menghadapi transformasi digital besar-besaran.
Langkah Strategis Diperlukan
Menanggapi kondisi ini, para kepala ekonom menilai perlu adanya langkah strategis dari dua pihak utama: pemerintah dan dunia usaha. Pemerintah didorong untuk segera berinvestasi dalam infrastruktur AI, mendorong adopsi teknologi di sektor-sektor utama, serta memfasilitasi mobilitas dan peningkatan keterampilan tenaga kerja.
Di sisi dunia usaha, adaptasi terhadap transformasi digital mutlak dilakukan. Perusahaan perlu menyelaraskan proses bisnis inti mereka dengan kemampuan AI, meningkatkan kapasitas karyawan, serta mempersiapkan para pemimpin perusahaan untuk menghadapi tantangan yang dipicu oleh kemajuan teknologi ini.
Dengan berbagai risiko yang ada, konsolidasi antara pengambil kebijakan dan pelaku usaha dinilai menjadi kunci utama dalam menjaga ketahanan ekonomi global. Hanya dengan kolaborasi dan kesiapan strategis, dunia dapat menghadapi guncangan ekonomi ke depan secara lebih tangguh. (*)’