Era Robotaxi Dimulai, Elon Musk Ancam Masa Depan Driver Online

Kamis 05 Jun 2025 - 16:32 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Masa depan transportasi tanpa sopir semakin nyata. CEO Tesla, Elon Musk, bersiap memulai peluncuran layanan robotaxi pertamanya di Austin, Texas, pada akhir Juni 2025. Langkah ini bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan sinyal kuat bahwa era kendaraan otonom telah memasuki fase komersial, dan bagi jutaan pengemudi transportasi daring, ini bisa menjadi awal dari masa yang sulit.

Austin dipilih menjadi lokasi peluncuran karena dianggap ideal untuk uji coba kendaraan otonom. Dalam unggahan terbarunya di platform X, Musk mengungkap bahwa Tesla telah melakukan pengujian kendaraan Model Y tanpa pengemudi cadangan selama beberapa hari terakhir di kota tersebut. Uji coba ini menjadi batu loncatan bagi peluncuran layanan robotaxi yang akan dimulai dengan 10 unit kendaraan dan berpotensi berkembang menjadi ribuan unit, dengan ekspansi ke berbagai kota lainnya.

Namun, Tesla tidak melaju sendirian. Austin kini menjadi arena kompetisi bagi para raksasa teknologi global dalam mengembangkan layanan robotaxi. Perusahaan seperti Waymo (anak usaha Alphabet), Zoox (bagian dari Amazon), ADMT (Volkswagen), dan startup Avride juga telah lebih dahulu melakukan uji coba di kota yang sama. Masing-masing membawa pendekatan dan teknologi tersendiri, namun semuanya memiliki satu tujuan: mendominasi pasar kendaraan otonom yang diproyeksikan bernilai triliunan dolar dalam dekade mendatang.

Keunggulan Austin sebagai kota uji coba tak lepas dari kombinasi faktor pendukung: ketersediaan sumber daya AI dan robotik, masyarakat yang melek teknologi, harga properti yang masih terjangkau, serta struktur jalan yang mendukung pemetaan digital. Namun, faktor terpenting adalah dukungan regulasi. Tidak seperti California yang memberlakukan perizinan berlapis di tingkat lokal, Texas memberikan kewenangan tunggal di tingkat negara bagian. Hal ini memberi keleluasaan bagi perusahaan dalam menguji dan mengoperasikan kendaraan otonom secara luas.

“Di Texas, aturannya konsisten di seluruh negara bagian. Ini keuntungan besar bagi operator seperti kami,” ujar Yulia Shveyko, Kepala Komunikasi Avride, dalam wawancara dengan CNBC Internasional.

Selain Austin, kota-kota lain seperti Phoenix dan San Francisco juga menjadi medan uji coba teknologi serupa. Di Phoenix, Waymo bekerja sama dengan Magna International untuk menggandakan produksi robotaxi hingga akhir 2026. Sedangkan di San Francisco, layanan Waymo sudah mulai dibuka untuk masyarakat umum dan terus mengalami perluasan.

Kehadiran robotaxi membawa potensi efisiensi tinggi bagi industri transportasi dan pengguna jasa. Namun, di sisi lain, keberadaannya juga menimbulkan kekhawatiran serius terkait nasib jutaan sopir daring yang menggantungkan hidup pada pekerjaan ini. Jika adopsi teknologi ini meluas secara global, tak menutup kemungkinan akan terjadi disrupsi besar-besaran terhadap lapangan kerja di sektor transportasi.

Langkah Tesla di Austin mungkin baru permulaan, namun dampaknya akan terasa jauh melampaui batas kota tersebut—hingga ke pasar global, termasuk Indonesia. Persaingan antara inovasi dan keberlangsungan kerja manusia tampaknya akan menjadi tema besar dalam lanskap ekonomi digital beberapa tahun ke depan.(*)

Kategori :