Radarlambar.bacakoran.co – Rusia resmi menjadi negara pertama yang mengakui Taliban sebagai pemerintahan sah di Afghanistan. Keputusan tersebut diumumkan oleh Duta Besar Rusia untuk Kabul, Dmitry Zhirnov, yang menyebut langkah itu diambil Presiden Vladimir Putin atas rekomendasi Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
Meski demikian, pakar Asia Tengah Ruslan Suleymanov menilai pengakuan itu lebih bersifat simbolis ketimbang membawa dampak substansial. Menurutnya, langkah Moskow lebih mencerminkan keinginan Kremlin memperkuat hubungan bersahabat dengan Kabul di tengah semakin sedikitnya mitra global Rusia.
“Taliban sangat menghargai simbolisme, sehingga mereka kemungkinan menyambut baik langkah ini, meski hanya sebatas tanda persahabatan,” ujar Suleymanov, dikutip dari The Moscow Times.
Hubungan Rusia dan Taliban sendiri terus berkembang sejak kelompok itu kembali berkuasa pada Agustus 2021 usai penarikan pasukan Amerika Serikat. Delegasi Taliban kerap hadir dalam forum ekonomi Rusia di Saint Petersburg pada 2022 dan 2024, serta beberapa kali bertemu pejabat tinggi Rusia termasuk Lavrov.
Pada April 2025, Mahkamah Agung Rusia juga telah mencabut status Taliban sebagai organisasi teroris. Presiden Putin bahkan menyebut Taliban sebagai mitra dalam memerangi kelompok ISIS-K yang dianggap sebagai ancaman bersama bagi Rusia dan Afghanistan.
Namun, pengakuan resmi ini diperkirakan akan memicu reaksi keras dari Amerika Serikat yang sebelumnya membekukan aset bank sentral Afghanistan senilai miliaran dolar dan menjatuhkan sanksi kepada sejumlah tokoh Taliban. (*)
Kategori :