Intelijen Eropa Bongkar Dugaan Rusia Gunakan Senjata Kimia Mematikan di Ukraina

Senin 07 Jul 2025 - 14:49 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co– Tuduhan serius kembali menghantam Rusia. Badan intelijen Jerman (BND) bersama dinas rahasia Belanda (MIVD dan AIVD) mengungkap bahwa militer Rusia kini semakin intensif menggunakan senjata kimia dalam perang di Ukraina.

Dalam laporan gabungan yang dirilis Jumat (4/7/2025), ketiga lembaga intelijen itu menegaskan penggunaan zat kimia oleh Rusia sudah melampaui gas air mata. Mereka menemukan indikasi kuat bahwa pasukan Moskow juga memakai kloropikrin, zat beracun yang mematikan bila terhirup dalam ruang tertutup.

Temuan ini dinilai sebagai pelanggaran berat terhadap Konvensi Senjata Kimia—aturan internasional yang secara tegas melarang penggunaan zat penyerang sistem pernapasan dalam kondisi apa pun.

Ancaman Global yang Mengintai
Menteri Pertahanan Belanda Ruben Brekelmans menyebut laporan intelijen ini bukan sekadar peringatan bagi Ukraina. Menurutnya, praktik penggunaan senjata kimia seperti ini merupakan ancaman serius bagi keamanan Eropa dan dunia. Situasi ini memperkuat seruan untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia, mengucilkannya dari komunitas internasional, serta memperbesar dukungan militer bagi Ukraina.

Laporan juga mengungkap modus operandi yang digunakan pasukan Rusia. Kloropikrin disebut dijatuhkan melalui drone ke parit-parit tentara Ukraina, memaksa mereka keluar dari perlindungan, lalu membuat mereka tewas terpapar racun.

Program Besar-Besaran atau Sekadar Eksperimen?
Kepala Dinas Intelijen dan Keamanan Militer Belanda, Peter Reesink, memperingatkan bahwa temuan ini bukan hanya hasil eksperimen di garis depan. Menurutnya, Rusia menjalankan program berskala besar untuk memperkuat kapasitas senjata kimia mereka. Laporan itu bahkan mencatat ribuan insiden penggunaan senjata kimia sejak invasi dimulai.

Intelijen Eropa juga menyebut keterlibatan aktif kepemimpinan militer Rusia dan pasukan pertahanan kimia, biologi, serta radiologi negara itu dalam mendukung penggunaan zat beracun ini. Praktik penyebaran gas air mata dan kloropikrin disebut telah menjadi standar taktik tempur pasukan Rusia di medan perang.

Rusia Bungkam, Lalu Menuding Balik
Hingga kini, Moskow belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan tersebut. Namun, pada 2 Juli lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova sempat menepis tuduhan penggunaan senjata kimia. Ia bahkan berbalik menuding Ukraina, dengan klaim bahwa pihaknya menemukan senjata mengandung kloropikrin di wilayah timur yang diduga milik Kyiv.

Sementara itu, laporan intelijen Eropa ini telah memicu keprihatinan di berbagai negara NATO, mengingat risiko penyebaran taktik serupa ke wilayah lain di masa depan. (*)

Kategori :