Trump dan Prabowo Capai Kesepakatan Dagang Baru Produk Ekspor AS ke RI Bebas Tarif

Jumat 18 Jul 2025 - 20:52 WIB
Reporter : Rinto Arius

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Indonesia memasuki babak baru. Pemerintah kedua negara sepakat menjalin kerja sama perdagangan yang memberikan keuntungan langsung bagi ekspor produk Amerika ke Indonesia. Dalam kesepakatan yang diumumkan pada pertengahan Juli 2025, seluruh produk ekspor asal Amerika Serikat akan dibebaskan dari bea masuk di Indonesia alias tarif 0 persen.

Kesepakatan ini muncul setelah pertemuan langsung antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto. Dalam pembicaraan tersebut, kedua pemimpin negara membahas intensif terkait ancaman tarif impor yang sebelumnya disampaikan pihak AS. Pemerintah Amerika sempat mengancam akan menerapkan tarif hingga 32 persen terhadap produk Indonesia mulai Agustus 2025, sebagai tanggapan atas tudingan praktik perdagangan tidak seimbang yang merugikan pihak Negeri Paman Sam.

Namun, Indonesia kemudian merespons dengan sejumlah komitmen strategis. Sebagai bagian dari penyelesaian, pemerintah menyatakan siap membeli energi dari Amerika Serikat senilai US$15 miliar, serta produk pertanian senilai US$4,5 miliar. Selain itu, Indonesia juga menyepakati pembelian 50 unit pesawat Boeing, sebagian besar di antaranya adalah Boeing 777. Langkah ini dianggap sebagai bentuk keseriusan Indonesia untuk memperkuat hubungan dagang dan investasi dengan Amerika Serikat.

Sebagai imbal balik, Amerika Serikat menurunkan ancaman tarif dari 32 persen menjadi hanya 19 persen, sebelum akhirnya menetapkan bahwa seluruh barang ekspor AS ke Indonesia akan mendapatkan pembebasan tarif penuh. Dengan keputusan ini, AS memastikan keunggulan kompetitif bagi produk-produknya di pasar Indonesia, sekaligus membuka peluang perdagangan yang lebih luas di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI yang diolah dari US Census Bureau, sepanjang tahun 2024, total ekspor barang Amerika Serikat ke Indonesia mencapai US$10,2 miliar atau sekitar Rp166 triliun. Angka tersebut hanya mencakup 0,49 persen dari total ekspor global Amerika, namun tetap menunjukkan adanya hubungan perdagangan yang cukup signifikan.

Dari seluruh nilai ekspor tersebut, terdapat sepuluh komoditas utama yang menjadi unggulan AS di pasar Indonesia. Paling dominan adalah bahan bakar mineral senilai US$1,63 miliar, disusul oleh biji dan buah mengandung minyak (US$1,26 miliar), mesin serta peralatan mekanik (US$1,21 miliar), dan bahan kimia organik (US$910 juta). Produk lain seperti kendaraan udara, pulp dan kertas, serta produk susu dan madu juga masuk dalam daftar barang unggulan.

Secara proporsional, ada empat kategori ekspor yang kontribusinya terhadap pasar Indonesia relatif tinggi dibanding negara lain. Di antaranya adalah pulp dan kertas (4,70 persen dari ekspor global AS untuk kategori ini), residu industri makanan (4,28 persen), biji-bijian berminyak (4,21 persen), serta produk olahan susu (3,18 persen).

Dengan dicapainya kesepakatan ini, Indonesia berpeluang mendapatkan pasokan barang dari Amerika Serikat dengan harga yang lebih kompetitif, sekaligus memperkuat hubungan bilateral yang strategis. Bagi Amerika, langkah ini menjadi kemenangan dagang yang membuka pintu ekspansi produk-produk unggulan mereka ke Asia, sementara Indonesia memperoleh akses pasar yang lebih stabil dengan risiko tarif yang jauh lebih rendah.

Kesepakatan ini tidak hanya mengakhiri ketegangan perdagangan yang sempat memanas, namun juga menjadi sinyal positif bagi dunia usaha kedua negara untuk melangkah lebih maju dalam menciptakan arus perdagangan yang adil dan saling menguntungkan. (*/rinto)

Kategori :