Danone Bantah Tudingan Dedi Mulyadi, Pastikan Aqua Berasal dari Air Pegunungan

Rabu 22 Oct 2025 - 15:57 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – PT Danone Indonesia menepis tudingan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) yang menyebut air minum merek Aqua berasal dari sumur bor, bukan dari mata air pegunungan.

"Tidak benar. Aqua menggunakan air dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan," kata manajemen Danone Indonesia dalam keterangan tertulis di situs resmi, Rabu (22/10).

Danone menjelaskan bahwa air yang digunakan Aqua berasal dari akuifer terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah ketat. Sebagian titik sumber bahkan bersifat self-flowing atau mengalir alami.

Menurut Danone, air Aqua bersumber dari 19 titik air pegunungan yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap sumber air dipilih berdasarkan sembilan kriteria ilmiah, lima tahapan evaluasi, serta minimal satu tahun penelitian.

"Proses seleksi dilakukan oleh tim ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi," tambah manajemen.

Danone menegaskan bahwa Aqua hanya menggunakan air dari akuifer dalam dengan kedalaman 60–140 meter, bukan air tanah dangkal atau air permukaan.

"Akuifer ini terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air sehingga bebas dari kontaminasi aktivitas manusia dan tidak mengganggu penggunaan air masyarakat," jelas Danone.

Perusahaan juga menekankan bahwa setiap titik sumber air Aqua telah melalui kajian dampak lingkungan dan sosial, dengan hasil studi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) yang mengonfirmasi tidak ada tumpang tindih antara sumber air Aqua dan air masyarakat.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik Aqua di Subang dan mempertanyakan praktik pengambilan air melalui sumur dalam.

"Dalam pikiran saya ini airnya dari mata air, karena namanya air pegunungan. Ternyata diambil dari bawah tanah lewat pengeboran," kata KDM melalui kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa (21/10).

Ia juga menyoroti potensi pergeseran tanah di wilayah pegunungan akibat aktivitas pengambilan air bawah tanah secara masif.

"Air gunung enggak ambil bawah tanah, apa enggak geser tanahnya? Kalau di pegunungan, geser tanah berisiko. Ini harus diperhitungkan," ujarnya.(*)

Kategori :