Disbunnak Lambar Dorong Tata Kelola Perkebunan Sawit-Aren Berkelanjutan

Rabu 22 Oct 2025 - 21:04 WIB
Reporter : Rlmg

BALIKBUKIT - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) terus menunjukkan komitmen dalam memperkuat tata kelola sektor perkebunan yang berdaya saing dan berkelanjutan. Dua komoditas unggulan yang tengah menjadi perhatian serius adalah kelapa sawit dan aren, yang memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian masyarakat.

Kabid Perkebunan Disbunnak, Sumarlin, S.P., M.P., mendampingi Kepala Disbunnak Yudha Setiawan, S.I.P., mengungkapkan bahwa hasil pendataan bersama Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan KPH Liwa menunjukkan luas lahan kelapa sawit di Lampung Barat mencapai 86,83 hektar.

Lahan tersebut tersebar di sembilan kecamatan, di antaranya Bandar Negeri Suoh, Suoh, Sumberjaya, Kebuntebu, Gedungsurian, Airhitam, Waytenong, Lumbokseminung, dan Batuketulis. Dari total lahan tersebut, 57,5 hektar merupakan tanaman menghasilkan, sementara sisanya merupakan tanaman muda dan rusak.

Pendataan ini bukan sekadar formalitas. Disbunnak menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan langkah penting dalam penerbitan Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya (STD-B) — dokumen resmi yang wajib dimiliki oleh pekebun sawit dengan lahan di bawah 25 hektar.

“STD-B ini penting untuk data statistik dan dasar kebijakan tata kelola perkebunan. Pembuatan suratnya gratis dan menjadi bukti legalitas usaha bagi petani sawit,” ujar Sumarlin.

Melalui sistem e-STD-B Kementerian Pertanian, seluruh data dan peta kebun diinput secara elektronik sehingga terjamin akurasi dan transparansinya. Dengan langkah ini, Lampung Barat menunjukkan keseriusan dalam mengelola komoditas sawit secara profesional dan berkelanjutan.

Selain sawit, komoditas aren juga menjadi perhatian penting Disbunnak. Berdasarkan data tahun 2024, dari total 406 hektar lahan aren di Lampung Barat, terdapat 47 hektar yang mengalami kerusakan, sebagian besar akibat kurangnya pemeliharaan dan usia tanaman yang sudah tua.

Namun, kabar baiknya, produksi aren justru meningkat dari tahun sebelumnya. Pada 2024, produksi mencapai 329 ton dengan produktivitas 1.451 kilogram per hektar per tahun, naik dari 296 ton di tahun 2023.

“Ini menunjukkan bahwa potensi aren masih besar. Dengan pemeliharaan dan pemupukan yang baik, hasilnya bisa terus meningkat,” ungkap Kepala Disbunnak Yudha Setiawan, S.I.P.

Yudha menambahkan, saat ini terdapat 597 kepala keluarga petani aren yang tersebar di berbagai kecamatan. Melalui pendampingan teknis dan penyuluhan, Disbunnak mendorong agar petani dapat memaksimalkan potensi lahan dan meningkatkan kualitas budidaya.

“Kami mengimbau petani untuk melakukan perawatan rutin agar produktivitas aren meningkat. Dengan cara itu, pendapatan petani juga akan ikut naik, dan ekonomi lokal semakin kuat,” tegasnya.

Melalui pendataan terintegrasi, legalisasi usaha tani, dan pembinaan berkelanjutan, Disbunnak Lampung Barat membuktikan komitmennya dalam mendorong sektor perkebunan sebagai penopang ekonomi rakyat.

Kelapa sawit dan aren bukan sekadar tanaman, tetapi sumber kehidupan dan kemandirian masyarakat. Dengan kolaborasi petani, penyuluh, dan pemerintah daerah, Lampung Barat terus melangkah menuju perkebunan tangguh, produktif, dan berkelanjutan. (*)

 

Kategori :