BALIKBUKIT - Harga jual biji kopi kering tingkat petani di Kabupaten Lampung Barat, terus mengalami kenaikan sejak beberapa pekan terakhir. Harga jual terkini berkisar diangka Rp55 ribu per kilogram hingga Rp76 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Lampung Barat Yudha Setiawan didampingi Kabid Perkebunan Sumarlin membenarkan soal lonjakan harga jual kopi di tingkat petani.
"Iya, untuk biji kopi kering di lapangan rata-rata memang Rp60 ribu perkilogram. Namun tergantung wilayah dan juga kualitas, karena ada yang dihargai Rp55 ribu hingga Rp60 ribu perkilogram untuk yang asalan, dan untuk kopi grade 4A itu bisa tembus diangka Rp76 ribu perkilogram," ungkap Sumarlin, Kamis 25 April 2024.
Harga jual kopi saat ini, lanjut dia, diharapkan akan tetap bertahan hingga panen raya berlangsung. Dimana untuk masa panen raya di Lampung Barat terbagi dalam tiga zona, untuk zona pertama daerah Belalau dan sekitarnya akan memasuki panen raya April-Mei, zona kesua Way Tenong dan sekitarnya termasuk Suoh dan BNS di bulan Juli dan Airhitam dan sekitarnya sekitar bulan Agustus.
"Semoga harga jual saat ini minimal bisa bertahan hingga panen raya. Sehingga dengan didukung produksi yang meningkat, maka perekonimian masyarakat Lampung Barat juga akan meningkat," ujarnya.
Menyikapi potensi panen sebelum waktunya dilakukan oleh petani untuk memanfaatkan harga jual saat ini, menurutnya itu akan beresiko pada kualitas biji kopi yang dihasilkan, karena itu pihaknya mengimbau agar petani tetap mamenan dalam keadaan biji kopi sudah tua dan merah.
"Memang potensi panen sebelum waktunya itu ada, apalagi harga kopi asalan yang kualitasnya kurang itu di angka Rp55 ribu, namun kami tetap mengimbau petani tetap melakukan petik merah, sehingga kwalitas biji kopi yang dihasilkan akan baik, dan tentunya harga jualnnya akan lebih tinggi," kata dia.
Selanjutnya terkait dengan potensi terjadinya pencurian buah kopi, pihaknya mengimbau pepada petani untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebunnnya serta saling peduli antara satu dengan petani lainnya.
"Harapan saya petani bisa bersama-sama menjaga kebunnya, kalau ada yang mencurigakan masuk ke kebun tetangganya maka ia harus peduli dengan menegur atau menanyakan tujuannya, jangan sampai satu tahun dirawat dan dijaga lalu buah kopinya dipanen oleh oknum tak bertanggungjawab," pungkasnya. *