Kedatangan Mawardi yang merupakan anggota DPRD Lampung Barat Fraksi Demokrat tersebut disambut jajaran dewan guru yang di pimpin langsung Kepala Sekolah Baheram, S.Pd., Kepala Pemangku II Alek Sunandar mendampingi Peratin Alexander Metias, S.E., serta Ketua Komite Donial Bronson S.Ag.
Dalam kesempatan itu, Mawardi mempertanyakan jumlah toilet dan selama ini untuk kebutuhan air termasuk air toilet, maupun untuk saranan cuci tangan yang terpasang lengkap di setiap kelas tapi tidak ada yang berfungsi, serta rumah dinas yang di isi dan bagaimana mendapatkan air.
Pihaknya memastikan dari aspirasi yang diserapnya itu, selain akan dikoordinasikan dengan jajaran komisi lll, ia juga akan berkoordinasi langsung dengan Kepala Dinas Pendidikan dn Kebudayaan (Disdikbud) Lambar Bulki Basri, S.Pd., prihal harapan pembangunan sumur bor yang menjadi solusi mengatasi krisis air yang terjadi di SDN tersebut.
Dijelaskan, dalam menyerap aspirasi masyarakat seperti bidang pembangunan, baik itu sarana umum, pendidikan, kesehatan dan lainnya, Legislatif dan eksekutif akan melihat dari skala prioritas dan ketersediaan air tentu menjadi undur penting dalam menunjang semua aktifitas bukan hanya pendidikan, kesehatan melainkan untuk semuanya.
"Apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pihak sekolah adalah kebutuhan penting dan itu menjadi skala prioritas yang harus diperhatikan pemerintah," ungkapnya.
"Insyaallah saya akan sampaikan langsung sesuai kapasitas anggota DPRD Lambar yang membidangi salah satunya pendidikan, kepada Disdikbud Lambar yakni kepada Kepala Dinas terkait harapan dewan guru, siswa, komite dan orang tua/wali murid SDN 1 Bedudu di Pemangku Way Semangka ini untuk diberikannya pembangunan sumur bor dan semoga ini dapat di upayakan Pemkab Lambar melalui APBD-Perubahan Lambar tahun 2024," sambungnya.
Sementara Kepsek setempat Baheram menjelaskan, pihaknya memiliki tiga pintu toilet, dua pintu untuk siswa dan satu pintu untuk dewan guru di dalam kantor.
"Yang kami fungsikan toilet dalam kelas, memanfaatkan air hujan, tapi kalau tidak hujan ya kami terpaksa mengambil air dari rumah warga agar tetap difungsikan," sebutnya.
Baheram juga menceritakan selama ini dan beberapa kali SD tersebut di tunjuk sebagai tuan rumah kegiatan pendidikan tingkat kecamatan, namun hal itu di tolak lantaran ketiadaan air bersih.
"SDN 1 Bedudu ini, pernah beberapa kali ditunjuk sebagai tuan rumah kegiatan pendidikan namun kami memberikan penolakan antara salah satu kendala tidak adanya air jadi sehingga selama ini sekolah ini memang belum pernah menjadi tuan rumah karena semua kegiatan baik tingkat kecamatan ataupun antar sekolah," sebutnya.
Sementara Ketua Komite Donial Bronson, menyampaikan memang kendala yang terjadi di SD tersebut adalah kesulitan air di mana untuk mendapatkan air cara manual menggunakan sumur galian hal itu sangat tidak mungkin Karena posisinya di ketinggian atau berada di bibir jurang yang kedalamannya puluhan meter.
"Beberapa tahun lalu sekolah ini dapat bantuan MCK namun setelah fasilitas dibangun tidak difungsikan karena tidak ada air dan hingga saat ini masih terkunci seperti yang kita lihat," ungkap dia.
Begitu juga disampaikan kepala pemangku Alex Sunandar, karena kesulitan air bukan hanya di lingkungan sekolah melainkan juga di beberapa rumah warga sekitaran. Tentunya jika ada pembangunan sumur bor sebagaimana harapan pihak sekolah bukan hanya bermanfaat untuk sekolahan. Namun juga masyarakat seputaran lokasi sekolah.
Sehingga ketiga unsur baik kepala sekolah ketua komite dan pihak pekon sangat mengharapkan adanya pembangunan sumur bor tersebut dan meminta kepada komisi tiga yang diwakili oleh anggota komisi Mawardi yang telah berkunjung dan melihat langsung keadaan menjadikan harapan itu sebagai prioritas dalam menyalurkan bantuan menunjang lancarnya KBM.
Sebelumnya Kadisdikbud Lambar Bulki Basri, S.Pd, MM., juga memberikan respon dengan baik dan akan menerjunkan seksi sarana prasarana (sarpras) untuk mengecek lokasi sebagai langkah dalam mencari solusi mengatasi kondisi yang terjadi untuk kemajuan pendidikan. *