Petani Optimis Harga Jual Kopi Kembali Naik
Biji Kopi robusta,--Foto Dok---
WAYTENONG - Harga jual beli biji kopi kering robusta di Kabupaten Lampung Barat (Lambar), terus mengalami fluktuasi yang signifikan, menciptakan ketidakpastian di kalangan petani dan pengusaha kopi.
Dari pantaian Radar Lambar 6 November 2024, harga di tingkat pengepul berada di angka Rp58.000 per kilogram dengan kadar air 17 persen.
Meski angka ini masih stabil dalam dua pekan terakhir, harga yang berada di bawah Rp60.000 per kilogram menjadi sorotan, menimbulkan harapan dan kekhawatiran sekaligus.
Selamat Kenitzu, seorang pengusaha kopi kawakan yang mengelola usaha "Bos Kopi" di Pekon Hujung, Kecamatan Belalau, mengungkapkan pandangannya terkait kondisi pasar.
”Harga kopi yang terus berada di bawah Rp60.000 sudah berlangsung dua minggu ini. Sebelumnya, harga sempat melonjak hingga Rp70.000 per kilogram, terutama saat musim panen. Sayangnya, melimpahnya stok kopi di gudang menekan harga kembali turun,” ujar Selamat.
Selamat menambahkan, situasi ini bukan hanya persoalan lokal, tetapi juga terpengaruh oleh dinamika global. Pasokan kopi yang membludak di beberapa daerah penghasil utama dunia turut menekan harga. “Permintaan memang ada, tetapi ketika stok berlimpah, daya tawar petani jadi lemah. Itu hukum pasarnya,” jelasnya.
Tempat lain Kodri, seorang petani kopi yang berpengalaman dari Kecamatan Waytenong, tetap memancarkan optimisme di tengah tantangan. “Kami tahu harga kopi memang selalu naik-turun. Ini bagian dari risiko bertani kopi, tapi saya yakin harga akan kembali ke level tinggi,” ujarnya sambil tersenyum.
Kodri dan para petani lainnya berharap pada momentum yang dapat mendorong kenaikan harga. Faktor seperti permintaan internasional yang meningkat, penurunan stok global, atau cuaca yang mendukung hasil panen berkualitas tinggi, diyakini bisa menjadi pendorong rebound harga. “Kami percaya, kopi robusta Lampung punya daya saing kuat di pasar dunia. Itu yang membuat kami tetap semangat,” tambahnya.
Fluktuasi harga kopi tak hanya berdampak pada pendapatan petani, tetapi juga pada strategi bisnis para pengepul dan pengusaha lokal, harus cermat mengelola stok dan merencanakan penjualan agar tidak merugi.
Para pelaku usaha kopi di Lampung Barat terus memantau tren pasar dan berharap adanya kebijakan yang bisa membantu menstabilkan harga. Di tengah segala tantangan, semangat dan keuletan para petani dan pelaku usaha kopi Lampung Barat tetap semangat.
Petani memahami bahwa kopi robusta adalah komoditas andalan daerah, yang bukan hanya menjadi penggerak ekonomi lokal tetapi juga membawa nama harum Lampung di kancah internasional. (rinto/nopri)