Penyakit Gusi dan Diabetes: Dampak yang Saling Memperburuk Kesehatan
Penyakit Gusi / Foto -- iStock--
Radarlambar.bacakoran.co – Hubungan antara penyakit gusi (periodontitis) dan diabetes semakin mendapat perhatian dalam bidang medis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa keduanya saling memengaruhi dan dapat memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Dr. Anton Sculean, Kepala Departemen Periodontologi di Universitas Berne, menjelaskan bahwa diabetes tidak hanya meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit gusi, tetapi kedua kondisi ini juga saling memperburuk satu sama lain dalam cara yang merugikan.
Menurut Dr. Sculean, penyakit gusi yang parah dapat meningkatkan kemungkinan kematian akibat penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya. "Interaksi antara diabetes dan penyakit gusi bisa sangat merugikan kesehatan jika tidak segera diatasi," ujarnya.
Dr. Sculean, yang juga menjabat sebagai Ketua EuroPerio11, pertemuan tahunan Federasi Periodontologi Eropa (EFP), menambahkan bahwa lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes. Diabetes terjadi ketika tubuh tidak cukup memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, yang berfungsi mengatur kadar gula darah.
Selain berbagai komplikasi lain, diabetes juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit gusi yang lebih serius. Hal ini menjadi lebih berbahaya ketika kadar gula darah tidak terkontrol. "Gula darah yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga memperlambat proses penyembuhan dan mempersulit pertahanan terhadap infeksi pada gusi," jelas Dr. Sculean.
Sebaliknya, diabetes juga menyebabkan peradangan kronis yang memperburuk kerusakan jaringan gusi. Penyakit gusi yang berat, pada gilirannya, dapat memicu peradangan sistemik yang mengganggu efektivitas insulin, membuat pengelolaan gula darah menjadi semakin sulit. "Ini menciptakan hubungan yang saling memperburuk antara kedua kondisi tersebut," tambahnya.
Namun, penanganan yang tepat terhadap penyakit gusi dapat membantu memperbaiki pengelolaan diabetes. EFP menekankan pentingnya kerjasama antara dokter gigi dan tenaga medis lainnya untuk memberikan perawatan yang lebih komprehensif, yang tidak hanya fokus pada kesehatan gusi, tetapi juga mendukung pengelolaan diabetes pasien. EFP juga mencatat bahwa lebih dari 1 miliar orang di dunia mengalami penyakit gusi yang cukup serius.