Pengeluaran Masyarakat Diprediksi Meningkat Hingga Rp 350.000 Akibat Kenaikan PPN 12 Persen
PPN : Kenaikan Pajak PPN Berdampak Pada Peningkatan Pengeluaran Masyarakat. Foto Dok/Net--
Radarlambar.bacakoran.co - Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen diperkirakan akan berdampak pada peningkatan pengeluaran masyarakat.
Temuan terbaru dari Center of Economic and Law Studies (Celios) menunjukkan bahwa kelompok miskin akan merasakan tambahan pengeluaran sebesar Rp 101.880 per bulan.
Kelompok rentan miskin, yang sering berada di ambang garis kemiskinan, juga diperkirakan akan mengalami kenaikan pengeluaran mencapai Rp 153.871 per bulan. Sementara itu, kelompok menengah diperkirakan akan menghadapi tambahan pengeluaran hingga Rp 354.293 per bulan.
Estimasi Dampak Kenaikan Pengeluaran
Jika dihitung sepanjang tahun, kelompok miskin akan mengeluarkan tambahan Rp 1,2 juta, kelompok rentan miskin Rp 1,8 juta, dan kelompok menengah Rp 4,2 juta. Perhitungan ini memperhitungkan pengaruh dari kenaikan tarif PPN, tingkat inflasi, dan proporsi pengeluaran yang dihitung berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).
Dampak pada Kelompok Masyarakat Rentan
Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Celios, menjelaskan bahwa kenaikan tarif PPN ini dapat memberikan beban tambahan yang cukup besar bagi kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah.
Kelompok miskin, misalnya, akan semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan non-esensial seperti pendidikan dan kesehatan. Kenaikan ini juga diperkirakan akan menyebabkan penurunan kualitas konsumsi sehari-hari serta tabungan mereka.
Bagi kelompok rentan miskin, kenaikan PPN berpotensi menyebabkan mereka terjerumus lebih dalam ke dalam kemiskinan, terutama jika tidak ada program pengaman sosial yang memadai. Mereka kemungkinan besar akan kesulitan menabung atau mengakses layanan penting seperti pendidikan dan asuransi kesehatan.
Kelompok menengah pun tidak luput dari dampak negatif. Kenaikan PPN dapat membuat mereka mengurangi konsumsi barang-barang non-esensial seperti hiburan dan barang mewah. Ini berpotensi mempengaruhi sektor industri domestik seperti pariwisata dan ritel, karena pengeluaran masyarakat menjadi lebih terkendali. Selain itu, penurunan daya beli bisa memicu penurunan kualitas hidup, yang bisa menyebabkan beberapa dari mereka terperosok ke dalam kelompok miskin.
Kenaikan PPN: Manfaat untuk Negara atau Masyarakat?
Meskipun kenaikan PPN bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara, sebagian besar pendapatan tersebut akan digunakan untuk membayar bunga utang pemerintah. Berdasarkan proyeksi dalam Nota Keuangan APBN 2025, utang yang akan jatuh tempo pada 2025 diperkirakan mencapai Rp 800,33 triliun, dengan pembayaran bunga utang mencapai Rp 552 triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun penerimaan pajak dari PPN yang lebih tinggi diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi anggaran negara, sebagian besar uang tersebut akan digunakan untuk menutupi kewajiban utang. Oleh karena itu, manfaat langsung yang dapat dirasakan masyarakat dari kenaikan tarif PPN ini diperkirakan akan terbatas, terutama bagi kelompok yang lebih rentan. (*)